Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review DVD] Sucker Punch

6 September 2011   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:12 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mungkin beberapa kompasianer ada yang sudah menonton film ini baik di bioskop maupun di dvd nya. Film ini baru beberapa bulan yang lalu dirilis di Indonesia dan ditayangkan oleh blitzmegaplex. Tapi mungkin ada juga yang belum sempat menontonnya. Secara garis besar, film ini menarik untuk ditonton karena dengan ide yang sederhana, cerita dapat dikembangkan sangat luas sesuai imajinasi sang sutradara yaitu Zack Snyder. Jika kita menonton film ini, maka akan sedikit mengingatkan kita akan film Inception karya Christoper Nolan yang sukses di seluruh dunia. Inception menampilkan cerita berlapis dimana  kita dipaksa ikut masuk kedalam lapisan-lapisan mimpi dari tokoh sentralnya untuk dapat mengerti jalur ceritanya dan inti cerita pada sucker punch kurang lebih seperti itu namun memiliki perbedaan yaitu lapisan cerita pada sucker punch bukanlah mimpi melainkan imajinasi dari tokoh sentralnya. Cerita sucker punch sendiri dimulai dengan menceritakan sebab awal tokoh sentralnya yang bernama Baby Doll masuk ke dalam rumah sakit jiwa dan akan di lobotomi. Dan dari situ cerita terus berlanjut menceritakan usaha Baby Doll untuk menemukan benda-benda yang dibutuhkan dirinya untuk melarikan diri dari rumah sakit jiwa tersebut dengan dibantu beberapa teman-temannya yang ada di tempat tersebut. Cerita pun bolak-balik dari lapisan imajinasi ke lapisan kenyataan dan kadang sulit untuk membedakannya. Film ini juga menyajikan ending yang membingungkan dan setiap penonton dapat memberi kesimpulan akhir sendiri dari film tersebut. Secara garis besar,film ini menarik. Meskipun dari inti cerita sangat sederhana, namun kehadiran scene ala videogame ketika sang jagoan mengalahkan musuh-musuhnya dalam usahanya mencari benda-benda yang dibutuhkan untuk melarikan diri, sangat patut untuk disimak. Zack Snyder pun mengemas film ini dengan suasana yang gelap, seperti film-film buatannya yang lain yaitu seperti 300,watchmen,dan dawn of the dead. Film ini sekilas juga seperti film-film kelas B karena menggunakan tokoh utama para wanita seksi, aksi yang brutal serta karakter penjahat yang agak aneh. Namun patut diketahui, ini adalah film pertama dari Zack Snyder yang tidak diberi rating R seperti filmnya yang lain, yang artinya film ini masih pantas disaksikan oleh semua umur karena unsur kekerasan,sex ataupun hal-hal dewasa lainnya tidak ditampilkan secara vulgar. Bagi anda yang menyukai film aksi dengan sedikit cerita yang "memaksa" kita untuk berpikir, kemudian special effect yang keren, dan dengan gaya penyutradaraan yang gelap seperti film-film karya christoper nolan,tim burton ataupun zack snyder sendiri,saya rasa film ini patut dicoba untuk ditonton. Saya memberi nilai 7/10 untuk film ini. Selamat menonton :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun