[caption id="attachment_162917" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Jakarta saat ini dipenuhi oleh berbagai bangunan-bangunan tinggi, besar dan bertingkat bahkan banyak yang disebut sebagai gedung pencakar langit yang memenuhi setiap sudut kota Jakarta. Gedung perkantoran, hotel, apartemen dan mall tersebar di berbagai penjuru kota Jakarta. Menjadikan Jakarta sebagai "hutan beton" yang menunjukkan dan mengukuhkan Jakarta sebagai kota modern di Indonesia. Bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsinya masing-masing demi memenuhi kebutuhan masyarakat ibukota. Ada yang berfungsi sebagai tempat kerja, tempat tinggal dan menjadi pusat hiburan untuk seluruh keluarga. Kehadiran bangunan-bangunan tersebut juga menyebabkan kebutuhan akan lahan parkir yang luas meningkat. Mall merupakan bangunan yang paling membutuhkan lahan parkir yang luas untuk melayani para pengunjung yang membawa kendaraan pribadi baik motor ataupun mobil yang tentu jumlahnya tidak sedikit. Lahan kosong yang semakin menipis menjadi alasan pengelola gedung untuk membangun lahan parkir di areal gedung dan memercayakan segala aktifitas di areal parkir kepada perusahaan-perusahaan parkir outsource yang kini jumlahnya sangat banyak. Mulai dari perusahaan parkir A, B dan C semuanya menawarkan keamanan parkir yang maksimal dan kinerja para petugas parkir yang memuaskan. Namun, kinerja para petugas parkir di mall-mall yang ada di Jakarta kini banyak yang mengecewakan. Mulai dari cuek nya dalam melayani pelanggan, penataan parkir yang seenaknya (khusus motor) dan yang paling parah adalah penipuan dalam pembayaran tarif parkir kendaraan. Penipuan pembayaran tarif parkir oleh petugas parkir, sudah saya alami berkali-kali di berbagai mall di Jakarta. Penipuan yang pertama kali saya alami adalah ketika saya berkunjung ke mall yang berada di sekitar Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Saat itu saya berniat untuk mentransfer uang via ATM yang berada di dalam mall tersebut, karena kebetulan lokasi mall tersebut cukup dekat dengan kediaman saya. Saat masuk ke areal parkir motor, saya melihat papan tarif parkir dimana disitu disebutkan bahwa untuk satu jam pertama, tarif parkir motor adalah Rp 500,00 dan Rp 500,00 untuk setiap 1 jam berikutnya. Namun, ketika saya hendak keluar areal parkir dan membayar tarif parkir tersebut, si petugas parkir langsung mengatakan bahwa tarif parkir saya sebesar Rp 1000,00. Padahal saya belum sampai 1 jam berada di mall tersebut, bahkan 30 menit saja belum. Ketika saya minta struk pembayarannya, petugas tersebut terlihat seperti kebingungan dan saat itu juga saya mengerti bahwa petugas ini sedang menipu saya bahkan pelanggan lainnya dengan menaikkan tarif sebesar Rp 500,00. Tarif yang terlihat sangat kecil dan tidak seberapa, namun dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi si petugas parkir andai saja dalam sehari ada 1000 lebih motor yang parkir di areal parkir tersebut. Dan setiap saya kembali ke mall tersebut, hal itu selalu diulangi oleh para petugas parkir tersebut dan lebih parahnya lagi, layar monitor komputer yang ada untuk menampilkan total biaya parkir tidak dihadapkan ke pelanggan sebagaimana yang seharusnya mereka lakukan, namun mereka hadapkan ke arah yang berlawanan sehingga tentu saja para pelanggan tidak dapat melihat tarif parkir "asli" yang tertera di layar komputer. Penipuan berikutnya saya alami ketika berada di salah satu apartemen yang juga sebagai pusat belanja di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Saat itu, saya sedang bersama teman saya dan kebetulan saya menumpang di mobil teman saya tersebut. Ketika kami keluar dari areal parkir dan hendak membayar tarif parkir, lagi-lagi penipuan oleh para petugas parkir kembali terjadi. Saat itu petugas parkir langsung "menembak" tarif parkir sebesar Rp 10.000,00 padahal kami sangat yakin bahwa tarif parkir sebenarnya tidak sebesar itu. Teman saya segera memberikan uang tersebut dan meminta struk parkir kepada petugas parkir tersebut. Petugas parkir tersebut terlihat sangat kebingungan dan takut sambil berkata berkali-kali bahwa mesinnya rusak. Teman saya tetap menunggu petugas tersebut karena dia tahu petugas tersebut sedang menipunya. Tak lama kemudian petugas tersebut memberikan struk parkirnya dan setelah kami lihat, biayanya hanya sebesar Rp 8000,00. Segera kami tinggalkan tempat tersebut tanpa meminta uang kembalian karena kami sudah terlanjur kecewa dan kesal. Penipuan yang terakhir adalah penipuan yang saya alami ketika mengunjungi salah satu mall di daerah Sudirman, Jakarta Selatan. Saat itu saya menggunakan mobil pribadi ketika mengunjungi mall tersebut untuk menikmati liburan akhir tahun bersama kekasih saya. Cukup lama saya menghabiskan waktu di tempat tersebut yang mengakibatkan tarif parkir mobil saya pun menjadi cukup mahal. Mahalnya tarif parkir mobil ditambah lagi dengan "kenakalan" petugas parkir di mall tersebut yang menaikkan tarif parkir mobil saya sebesar Rp 2000,00. Saat itu petugas mengatakan bahwa tarif parkir mobil saya sebesar Rp 20.000,00 padahal ketika saya lihat di layar komputernya hanya sebesar Rp 18.000,00. Beginilah kira-kira percakapan saya dengan petugas parkir tersebut,. S(Saya):"Berapa jadinya mas ?", P(petugas parkir):" Semuanya dua puluh ribu mas" S: "Loh, bukannya tadi cuma delapan belas ribu ?" P: "Enggak mas, komputernya salah. Yang benar dua puluh ribu." S: "Oh gitu, ya sudah saya minta struknya daripada nanti saya laporkan." P: "Struknya tidak tercetak mas. Maaf yang benar delapan belas ribu." Segera saya membayar dengan uang pecahan Rp 20.000,00 dan tidak meminta kembaliannya karena sudah kesal dan menangkap basah penipuan tersebut. Sebelum saya meninggalkan area parkir, petugas tersebut berkali-kali meminta maaf kepada saya dengan wajah yang panik. Tidak dapat saya bayangkan berapa penghasilan petugas tersebut dalam sehari bila seandainya di tempat parkir tersebut ada seribu mobil yang parkir dalam sehari dan mereka menaikkan biaya parkirnya sebesar Rp 2000,00. Selain saya, teman-teman saya pun banyak yang mengalami penipuan tarif parkir di berbagai mall di Jakarta yang tentunya tidak dapat saya ceritakan satu per satu. Hal ini menjadi bukti bahwa lahan parkir menjadi zona yang sangat menguntungkan dan "menjanjikan" untuk melakukan praktik penipuan sederhana. Dengan kejadian-kejadian yang saya alami diatas, ada 2 tips sederhana namun penting bagi para pengendara baik mobil/motor agar tidak terkena penipuan oleh para petugas parkir yang nakal, yaitu : 1. Selalu menghitung tarif parkir yang seharusnya dibayarkan sebelum meninggalkan areal parkir. Ini terdengar sepele, dan bahkan banyak yang menganggap kehilangan lima ratus rupiah ataupun dua ribu rupiah itu tidak masalah. Padahal kehilangan uang yang sedikit bagi kita, berarti menambah penghasilan yang banyak bagi si petugas parkir yang nakal tersebut yang juga didapat dari mobil/motor lainnya dan tentunya penghasilannya didapat dengan cara yang tidak benar. 2. Selalu meminta struk tarif parkir sebelum meninggalkan area parkir agar kita dapat melihat tarif yang "sebenarnya". Karena bila kita lupa, ini merupakan kesempatan bagi si petugas untuk memanipulasi tarif. Selain itu, struk menjadi bukti yang sangat kuat seandainya kita ingin melapor kepada pimpinan pengelola parkir tersebut. Disini saya tidak membahas tentang nominal uang, tapi tentang bagaimana tingkat kejujuran para petugas parkir yang  sangat mengecewakan. Kehilangan uang kecil bagi kita yang bila dijumlahkan dengan korban penipuan lainnya akan menghasilkan keuntungan bagi si petugas nakal tersebut. Hal ini tentunya tidak hanya merugikan para pelanggannya, namun juga perusahaan pengelola area parkir tersebut. Perusahaan tersebut akan tercoreng nama baiknya karena kerap dianggap melakukan penipuan terhadap pelanggan yang sebenarnya hanya dilakukan oleh sebagian petugas yang tidak bertanggung jawab. Dengan kejadian seperti yang sudah saya alami, semoga teman-teman kompasianer tidak ada lagi yang mengalami kejadian yang sejenis dan hendaknya berhati-hati ketika parkir di salah satu areal parkir mall di Jakarta. Karena penipuan kerap terjadi disaat kita lengah. Semoga para petugas parkir yang nakal cepat diberi pelajaran oleh perusahaan pengelola parkir tempatnya bekerja dan semoga para perusahaan pengelola parkir lebih selektif dalam memilih pegawainya agar praktik penipuan tidak akan terjadi lagi. Salam hati-hati. Salam kompasiana :) -Yonathan Christanto- Untuk membaca postingan Headline saya lainnya. Enjoy :) http://www.kompasiana.com/posts/tags/yonathanhl/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H