Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Malu Kalau Nggak Punya"

12 Oktober 2011   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_141244" align="alignnone" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Mungkin itulah kata-kata yang sering diucapkan anak-anak muda saat ini. Tidak hanya anak muda, orang yang sudah dewasa pun kadang menyatakan kata-kata seperti ini dikala mereka belum bisa atau dengan terpaksa "bisa" mengikuti tren gadget saat ini. Melihat topik yang diangkat di obrolan freez saat ini yang sedang membahas topik "Tanpa Gadget",sangatlah menarik membahas tentang gadget yang mempengaruhi kehidupan masyarakat modern saat ini khususnya di Jakarta. Saat ini, di era digital seperti sekarang ini, kebutuhan akan piranti/alat digital atau biasa disebut dengan gadget sangat dibutuhkan  oleh setiap orang. Setiap orang menggunakannya sesuai kebutuhan masing-masing yang sudah jelas berbeda. Ada yang menggunakannya sebagai sarana hiburan, pendukung kinerja mereka di kantor dan lain sebagainya. Alat-alat digital seperti smartphone yaitu iphone,blackberry,ponsel ber-OS android, tablet PC seperti iPad, laptop atau mp3 player adalah sebagian contoh alat-alat digital yang memiliki fungsi khusus dan melakukan tugasnya masing-masing demi memenuhi kebutuhan si penggunanya, bahkan tidak sedikit orang yang memiliki semua alat tersebut dan digunakan bersamaan. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah perlu memiliki semua alat tersebut ? Jawabannya tentu saja tidak perlu memiliki semua alat tersebut. Karena masing-masing alat pada awalnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan si pengguna bukan keinginan si pengguna. Tapi apa yang terjadi sekarang ini ? Rata-rata setiap orang memiliki lebih dari 2 jenis gadget tersebut dan masing-masing diberdayakan dengan tidak maksimal dan cenderung dibeli untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidup si penggunanya. Sebagai contoh, saya pernah bertemu dengan orang yang memiliki blackberry smartphone untuk kebutuhan teleponi dan juga chat, kemudian dia juga memiliki ipad yang dibutuhkan untuk memudahkan mengerjakan tugas kuliah dan browsing serta bermain game karena layarnya yang besar dan terang, kemudian dia membawa ipod untuk kebutuhannya mendengarkan musik, dan terakhir memiliki smartphone ber os android untuk kebutuhan teleponi dengan nomor yang berbeda. Sangat membuang-buang uang dan juga tempat. Ketika ditanyakan, kenapa banyak sekali gadget yang dia bawa dan gunakan, jawabannya adalah "malu bro kalau nggak punya". Padahal iPad sudah memiliki fungsi iPod didalamnya, dan smartphone seperti bb atau android juga memiliki fungsi smartphone yang mumpuni seperti aplikasi chatting, office, email, kebutuhan teleponi dan lain sebagainya, tinggal bagaimana kita menetapkan ingin menggunakan yang mana. Sungguh sangat ironis, mengingat kita tidak perlu malu bila tidak memiliki salah satu jenis gadget yang sedang "booming" di pasaran dan memaksa kita untuk membelinya dengan alasan malu kalau belum punya, atau takut dibilang gaptek dan sebagainya, karena masing-masing gadget memiliki fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan kita dan kita harus cerdas dalam memilih gadget, karena pada dasarnya kita yang harus memaksa gadget tersebut menuruti kebutuhan kita bukannya gadget tersebut yang memaksa kita untuk "membutuhkannya". Bila kita mau mencampur dua teknologi seperti contohnya menggunakan BB dan iPad itu masih wajar, namun kalau sampai menggunakan 2 smartphone yang masing-masing ber-OS blackberry dan android kemudian menggunakan iPad, lalu tidak luput iMac untuk dirumah dan terakhir notebook berbasis windows, hal itu sangatlah membuang-buang uang dan tidak efisien. Kalau memang semuanya itu dibutuhkan untuk pekerjaan hal itu tidak masalah, namun bila menggunakan semua gadget tersebut hanya untuk gaya itu sangat tidak wajar. Kecanggihan gadget-gadget modern ini memang memukau setiap orang dan memaksa setiap orang untuk mencobanya. Bila kita melihat ke kedai-kedai kopi yang ada di mall mall, melihat orang-orang asyik sendiri dengan gadget mereka bukanlah hal yang luar biasa, melainkan hal yang sangat wajar. Ada yang sibuk chatting, mengerjakan tugas kantor atau kuliah, bermain games dan lain sebagainya Kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang tinggi juga menjadi penyebab utama seseorang terpaksa membeli gadget agar tidak ketinggalan zaman. Apa saja hal yang berhubungan untuk menjalin pertemanan sangat digemari di Indonesia. Sebagai contoh, ada yang sangat tertarik dengan gadget keluaran apple ataupun smartphone berbasis android, namun karena teman-temannya menggunakan BB, maka dia terpaksa menggunakan BB untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidupnya dan kebutuhan sosialnya agar tidak dijauhi teman-temannya yang menggunakan BB juga.Dan dengan hal seperti itu maka dia akan membohongi keinginan serta kebutuhannya sendiri demi menghindari kata-kata "malu kalau nggak punya". Memang kita tidak bisa memaksakan setiap orang untuk tidak membeli alat-alat tersebut, karena kalau mereka memang memiliki rezeki yang lebih, hal itu bukanlah suatu masalah. Namun, kalau hal itu sampai memaksa setiap orang mengeluarkan budget diluar kemampuannya hanya demi sebuah gaya, hal itu sangatlah miris karena berarti orang tersebut belum mengerti akan fungsi alat-alat digital tersebut.  Jadi, kita harus bijaksana dalam menentukan pilihan agar tidak membuang-buang uang dan tetap efisien. Karena apapun merk gadgetnya, di era modern seperti ini dimana teknologi semakin canggih, setiap gadget dapat memenuhi kebutuhan kita dan tergantung bagaimana kita bersikap "idealis" dan tidak termakan "gaya hidup". Salam Kompasiana :) Untuk membaca postingan Headline saya lainnya. Enjoy :) http://www.kompasiana.com/posts/tags/yonathanhl/

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun