Sejatinya benar adanya jika film yang kita pilih seringkali menyesuaikan usia, latar belakang bahkan pengalaman hidup. Saya pribadi walaupun tidak menjadikan genre komedi romantis sebagai genre favorit, pada kenyataannya tetap membutuhkan film seperti ini untuk mendapatkan banyak pelajaran tentang cinta dalam kemasan yang ringan seperti sudut pandang lain dalam berhubungan, dialog ringan berisi petuah, dan sikap romantis yang bisa diaplikasikan kepada pasangan.
Film-film rom-com seperti 50 First Dates, The Lost City, Last Christmas, AADC, Toko Barang Mantan, Friend Zone bahkan Imperfect berhasil memberikan sajian yang tak hanya menghibur dan mengocok perut tapi juga menyajikan pelajaran hidup yang bisa diambil untuk diri sendiri bahkan dalam menjalani hubungan dengan seseorang yang kita sayang.
Itulah sebabnya kemudian saya juga terpikat dengan Mendarat Darurat yang ditayangkan pada platform streaming Prime Video. Kebetulan pada saat film ini ditayangkan di bioskop tahun lalu, saya tidak sempat menyaksikannya.
Awalnya saya terpikat dengan premis yang dibawa film ini yaitu tentang perselingkuhan yang berakhir kacau karena skenario yang gagal total pasca munculnya berita kecelakaan pesawat. Di dalam pesawat tersebut ada nama Glenn (Reza Rahadian), suami Maya (Marissa Anita) yang menjadi korban namun sebenarnya dirinya sedang berselingkuh dengan Kania (Luna Maya) di sebuah hotel di Jakarta.
Tentu langsung bisa dibayangkan bagaimana chaos-nya hal tersebut. Sehingga tentu saja kejadian tersebut menjadi awal dari serangkaian perjalanan baru yang seru, lucu dan menegangkan namun di sisi lainnya juga membuka pengertian dan pelajaran baru yang sangat penting tentang cinta.
Betul bahwa film ini mengusung tema perselingkuhan sebagai mesin penggerak filmnya. Namun seiring berjalannya waktu, film kedua penyutradaraan Pandji Pragiwaksono ini ternyata memiliki isi yang lebih dari itu. Terasa penuh dan berkualitas berkat sub-tema maintaining relationship dan value of marriage.
Adil mungkin menjadi salah satu kata yang bisa menggambarkan film ini. Bagaimana kita tak hanya diberikan 1 sudut pandang saja pada sebuah pernikahan yang terganggu oleh kehadiran orang ketiga melainkan disajikan cerita multi dimensi yang membuat kita adil dalam menilai sikap dan keputusan yang diambil para tokoh utama dari awal hingga akhir cerita.