Bagi saya film Black Adam benar-benar berhasil memberikan sajian di atas ekspektasi. Bukan karena saya memberikan ekspektasi yang begitu rendah untuk film ini, melainkan karena sebelum film ini dirilis pun saya sudah meyakini film ini akan memberikan sesuatu yang seru, segar, dan menyenangkan. Dan ternyata Black Adam berhasil memberikan hasil di luar dugaan.
Tentu saya tidak akan menuliskan sinopsis film ini dikarenakan film ini memiliki pattern superhero movie pada umumnya. Seperti kelahiran sang superhero (di sini lebih tepatnya disebut antihero), pencarian jawaban akan purposenya, serta berbagai momen heroik yang tak jarang menghasilkan decak kagum.
Hanya saja Black Adam menambahkannya dengan berbagai elemen lain yang membuat film ini terasa segar seperti hadirnya negara fiksi Khandaq lengkap dengan budaya kunonya, sisipan jokes yang tepat dan tak berlebihan, kemunculan perdana tim superhero Justice Society di layar lebar, hingga adegan aksi yang terlihat banyak mengambil referensi dari film-film DCEU-nya Zack Snyder.
Dari sisi visual misalnya, tone warna yang digunakan memberikan rasa yang sama seperti ketika kita menyaksikan Man of Steel atau Batman v Superman. Terasa dewasa, lumayan gelap, tapi juga sesuai dengan profil sang tokoh utama yang memang seorang antihero. Tentu akan aneh bukan jika tonenya dibuat semeriah Shazam! misalnya, heuheu.
Selipan jokes di film ini juga menjadi hal yang saya sukai. Bagaimana penulis dan sutradara film ini mampu menghasilkan output cerita dan adegan yang terasa komikal namun tidak mencederai kharisma sang tokoh utama.Â
Karena seperti kita tahu, MCU terlalu sering menyelipkan jokes yang harus diakui sangat lucu dan pas momentumnya namun seringnya juga menghilangkan kharisma sang jagoan.
Sementara adegan pertarungan atau fighting scenes jelas menjadi elemen paling mentereng dari film ini. Betapa adegan pertarungan di film ini berhasil disajikan dengan pace dan intensitas yang terjaga sehingga terasa seru dari awal hingga akhir.