Rasanya cerita tentang situasi bumi post-apocalyptic atau pasca "kiamat", masih menjadi cerita atau tema yang diminati dalam lingkup science-fiction.Â
Selain tema tersebut memungkinkan para sutradara dan penulis untuk berkreasi sebebas-bebasnya mengenai bagaimana gambaran masa depan yang kejam dan tak nyaman, tema ini juga bisa dibilang cukup efektif untuk menyentil penonton terkait dampak buruk kerusakan lingkungan karena pemanasan global ataupun efek mengerikan yang disebabkan oleh suatu wabah yang tak bisa dikontrol manusia.
Gambaran bumi dengan segala ketidaknyamanannya tersebut lantas dikemas ke berbagai genre seperti thriller-romance, action, drama, bahkan misteri dan horor. Di mana hal tersebut bisa kita saksikan dalam film seperti Z for Zachariah(2015), The Book of Eli (2010), Snowpiercer (2013), Franchise Mad Max, dwilogi Blade Runner, I Am Legend (2007), dwilogi A Quiet Place, hingga yang menjadi cult classic seperti Waterworld (1995) dan franchise original Planet of The Apes.
Finch lantas memiliki unsur post-apocalyptic tersebut dengan gambaran bumi yang tak lagi ramah menerima pancaran sinar matahari. Di mana matahari jadi begitu panas di siang hari dan efek radiasinya bisa merusak isi bumi bahkan membunuh manusia yang terpapar langsung olehnya.
Finch kemudian melengkapi narasi bumi yang tak lagi bersahabat itu dengan cerita persahabatan antara manusia dengan robot yang hangat dan menyentuh. Mengingatkan kita akan cerita persahabatan robot dan manusia seperti pada film Bicentennial Man (1999), Chappie (2015), juga film animasi Big Hero 6 (2014).
Finch membawa kita ke dalam cerita "Last Man Standing" karena alam tak lagi bersahabat hingga memisahkannya dari orang-orang yang dia sayangi dan cintai. Finch pun menjadi penyendiri sekaligus scientist handal yang terbentuk secara natural karena keterpaksaan.
15 tahun bertahan hidup bersama anjing kesayangannya pasca "kiamat" lantas memberikan inspirasi bagi Finch dalam menciptakan sebuah robot yang tak hanya berperan layaknya asisten bagi manusia, namun juga mengambil peran layaknya manusia yang bisa menjadi kawan bicara atau berinteraksi dengan hewan peliharaan.Â