Bagi penulis yang saat ini cukup merasa bosan dengan sajian berbagai film atau tv series baru dari bermacam layanan streaming platform, kehadiran franchise horor remaja milik penulis legendaris, R.L. Stine, ternyata cukup mampu menggugah keinginan untuk menonton.
Diangkat dari novel berjudul sama, Fear Street  yang ditayangkan di platform streaming Netflix itupun dibuat menjadi trilogi yang ditayangkan selama 3 minggu berturut-turut. Tanggal 2 Juli untuk Part One-nya, tanggal 9 Juli untuk Part Two, dan 16 Juli untuk film pamungkasnya atau Part Three.
Pada Part One yang berlatar tahun 1994, penonton seakan diajak untuk berpetualang dan mengalami teror mengerikan yang dibungkus rapi dalam nuansa 90-an yang kental. Mulai dari plot, musik, hingga cara pengambilan gambarnya seakan mengingatkan kita akan film horor slasher khas 90-an seperti Scream, I Know What You Did Last Summer, hingga Urban Legend.
Baca juga ulasan Part One yang ditulis oleh kompasianer Satria Adhika di sini:Â "Fear Street Part One: 1994", Melawan Teror Kota Shadyside yang Seram dan Menegangkan
Di mana pada film horor slasher yang dirilis di era tersebut memiliki beberapa kesamaan dan ciri khas yaitu tentang summer camp atau liburan musim panas, adegan sex para remaja, serta sosok penjahat yang intimidatif menggunakan senjata khas untuk menyerang korbannya. Dan Fear Street Part Two: 1978 benar-benar mampu memaksimalkan itu semua.
Fear Street Part Two: 1978 melanjutkan cerita di akhir film pertamanya, di mana para remaja penyintas tragedi 1994 yaitu Deena(Kiara Madeira) dan Josh(Benjamin Flores Jr.) menemui Cindy Berman(Gillian Jacobs) yang merupakan penyintas dari tragedi yang terjadi di Summer Camp tahun 1978. Di mana kemudian kita diajak untuk melihat cerita Cindy muda  (Emily Rudd) serta adiknya Ziggy Berman(Sadie Sink), yang menjadi korban sekaligus saksi atas serangkaian pembantaian di camp tersebut.
Tak hanya bermain kucing-kucingan dengan si pembunuh keji yang mencoba menghabisi seluruh peserta, Cindy dan Ziggy pun harus berpacu dengan waktu untuk mencari tahu apa penyebab dari kejanggalan ini semua. Sembari berusaha memecahkan berbagai teka-teki yang berkaitan dengan fenomena gaib di camp musim panas tersebut.
Camp yang ternyata menyimpan rahasia sekaligus kutukan mengerikan di kota kecil tersebut.