Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Saiyo Sakato", Konflik Poligami yang Jenaka dengan Visual yang Menggugah Selera

12 Juli 2020   22:42 Diperbarui: 14 Juli 2020   02:04 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi penulis, salah satu jenis masakan yang tidak pernah failed dan terasa membosankan ketika dikecap oleh indra perasa adalah masakan Padang. Kuatnya rempah, gurihnya santan, dan banyaknya jenis olahan lauk pauk yang menggugah selera, menjadi sebab mengapa masakan ini selalu cocok untuk dinikmati setiap hari.

Sama seperti minimarket yang letaknya berdekatan satu sama lain, restoran Padang pun sering ditemui yang seperti itu. Mungkin hanya terpaut jarak beberapa ratus meter antara satu rumah makan dengan rumah makan lainnya. Pun hampir di setiap daerah di Indonesia pasti terdapat restoran yang menyediakan masakan khas Sumatera Barat tersebut.

Bahkan ada gurauan yang menyatakan bahwa jika kita mengunjungi daerah tertentu dan kesulitan beradaptasi dengan jenis masakan setempat, maka restoran khas Padanglah penyelamat lidah kita.

Tentu menarik melihat menjamurnya restoran Padang tersebut. Apalagi jika kita mencoba untuk menyelami seperti apa sebenarnya persaingan antara satu restoran dengan restoran lainnya.

sumber: Wahana Kreator/ GoPlay
sumber: Wahana Kreator/ GoPlay
Nah, potret persaingan antar restoran itulah yang kemudian diangkat ke dalam serial Saiyo Sakato yang berjumlah 10 episode dan ditayangkan secara eksklusif di platform streaming Goplay, sejak 16 Januari 2020.

Namun membahas serial Saiyo Sakato sejatinya tak bisa dipisahkan dari film Indonesia bertema kuliner lainnya yang juga mendapatkan banyak penghargaan yaitu Tabula Rasa. Banyak kesamaan yang sejatinya bakal kita temukan di sepanjang cerita serial ini.

Namun jika Tabula Rasa membawa bumbu toleransi antar ras dan agama dalam alur kisahnya, maka Saiyo Sakato lebih mengedepankan sisi psikologis dan kemanusiaan terkait poligami dan konflik antara istri pertama dan istri kedua yang menyertainya.

sumber: Wahana Kreator/ GoPlay publikasi via cnnindonesia.com
sumber: Wahana Kreator/ GoPlay publikasi via cnnindonesia.com
Saiyo Sakato menceritakan kisah Mar (Cut Mini) yang harus meneruskan usaha Rumah Makan Padang Saiyo Sakato milik suaminya, Da Zul (Lukman Sardi), yang meninggal secara mendadak kala memasak masakan untuk restoran tersebut.

Mengetahui usianya sudah tak lagi muda, Mar pun mencoba memberikan usaha restoran tersebut untuk diteruskan oleh anak-anaknya, Zainal (Chicco Kurniawan) dan Nissa (Fergie Britney), di mana mereka berdua harus menjalani semacam tes untuk mendapatkan kepercayaan Mar sekaligus menentukan siapa yang layak menjadi nakhoda restoran tersebut nantinya.

Masalah kemudian muncul ketika Zainal yang diharapkan menjadi penerus Saiyo Sakato, justru tumbuh menjadi pemuda idealis yang memiliki keinginan membangun usaha sendiri, lepas dari usaha milik orangtuanya. Sementara Anissa yang passionate terhadap bisnis ini, justru kurang dipercaya lantaran hasil masakannya tidak konsisten.

Ketika masalah penerus Saiyo Sakato masih menjadi konflik internal keluarga tersebut, tambahan konflik eksternal justru muncul dari seseorang yang tak pernah diduga kedatangannya. Ia adalah Nita (Nirina Zubir), seorang wanita yang mengaku bahwa dirinya adalah istri sah Da Zul yang juga memiliki satu orang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun