Lebih Baik di Takedown daripada di Blur

Karena buat apa kita menyaksikan sebuah film namun hampir di sepanjang film tidak bisa menikmati filmnya karena tertutup atau terpotong oleh sensor yang berlebihan bukan? Heuheuehu..
Penutup

Hanya saja, selayaknya sebuah karya yang harus dinikmati secara utuh, film pun sudah selayaknya demikian. Karena adegan sex, munculnya ketelanjangan, simbolisme tertentu, ataupun aksi penuh kekerasan yang muncul, selagi masih dalam konteks pelengkap dan pendukung kisah utama, selayaknya tak perlu di sensor secara berlebihan. Kecuali 4 hal tersebut muncul tanpa konteks seiring dengan filmnya yang mungkin berkualitas (maaf) sampah.
Dan selayaknya sebuah produk premium yang membutuhkan biaya tertentu untuk menikmatinya, memang sebaiknya si penyedia jasa fokus memberikan layanan terbaiknya dalam sisi fitur baik itu kualitas gambar, kualitas subtitle, pustaka tontonan dan fitur keamanan memadai, bukan malah justru mengacak-acak kontennya dengan sensor yang berlebihan.
Karena percayalah, ternyata memang tidak enak menonton film dengan sensor berlebih di OTT platform yang sudah kita bayar dengan harapan mendapatkan sajian yang lebih baik dan berkelas daripada sajian free to air.
Kalau menurut teman-teman kompasianer bagaimana?
Salam Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI