Pun durasi yang konon 3,5 jam di tangan Snyder, dipangkas hingga menjadi 2 jam saja. Dan tone kelam yang dirilis pada trailer awal, sejatinya juga diganti dengan tone yang lebih terang pada saat versi bioskopnya dirilis.
Justice League jelas tidak pernah menunjukkan visi sebenarnya. Dan fans tidak suka itu. Fans butuh Snyder dan penyelesaiannya atas apa yang sudah dibangunnya lewat Man of Steel.
Bagi anda yang baru tahu, sedikit cerita di atas semoga bisa membantu memberikan gambaran terkait hebohnya tagar #ReleaseTheSnyderCut yang menggema di media sosial khususnya Twitter.Â
Kampanye yang sejatinya sudah dilakukan sejak rilis Justice League di tahun 2017 dan kemudian timbul tenggelam di tahun lalu, hingga kemudian mencapai momentumnya di tahun ini.
Penulis sendiri lantas mencoba untuk membahas fenomena ini dan memberikan opini pribadi terkait mengapa #ReleaseTheSnyderCut menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan bagi banyak pihak. Sebuah kampanye yang membuat Justice League menjadi cult movie yang memiliki fanbase luar biasa.
Penulis sangat yakin karena apa yang dibentuknya pada Watchmen, 300, dan Sucker Punch sudah menunjukkan bahwa Snyder adalah sutradara yang spesial.Â
Jika 300 terlalu ringan dan Sucker Punch cenderung kacau, maka Watchmen menjadi semacam showcase atas visionernya seorang Zack Snyder. Betapa film-filmnya selalu mampu mengkombinasikan cerita berat ke dalam visualisasi yang unik dan menggugah.
Dan berikut poin-poin yang penulis rangkum mengenai mengapa gerakan ini memang dirasa perlu untuk diwujudkan oleh studio Warner Bros. Bahkan bukan hanya perlu, melainkan juga sebuah keharusan.
Bukan Hanya Sekadar tentang Siapa yang Lebih Baik