"Menurutmu, bioskop bakal mati gak karena digempur layanan streaming film?," tanya temanku di sela-sela jam makan siang kantor.
Kemudian beberapa bulan lalu di sela-sela iklan sebelum film Koboy Kampus dimulai, kompasianer Dewi Puspa pun mengeluarkan statement yang kurang lebih hampir sama. Yaitu mengenai layanan streaming yang nyatanya tak mempengaruhi atau menghalangi orang untuk datang ke bioskop.
Menarik karena ternyata banyak hal yang bisa dikupas dari hubungan antara menjamurnya layanan streaming dan kebiasaan orang untuk menikmati film di bioskop. Menarik karena ternyata bioskop tak benar-benar mati, setidaknya untuk saat ini, meskipun layanan streaming yang tersedia sudah semakin banyak dan beragam.
Lantas, apa sih yang menyebabkan bioskop masih menjadi primadona para moviegoers?
1.Pengalaman Menonton yang Maksimal
Memang kita bisa melengkapi instalasi audio rumahan dengan berbagai variasinya yang membuat keluaran sound system di rumah makin menggelegar. Hanya saja hal tersebut tak akan benar-benar bisa menyaingi pengalaman menonton layaknya di dalam studio bioskop.
2.Film-film di Platform Streaming Masih Dianggap "Kelas 2"
Bukan, sub judul ini bukan bermaksud mendiskreditkan para pembuat film yang menggarap filmnya untuk diedarkan secara langsung melalui platform streaming. Karena sejatinya banyak juga film-film yang "direct to streaming platform" memiliki kualitas tak kalah baik bahkan beberapa di antaranya mampu melewati kualitas film-film bioskop.Â
Sebut saja Roma, Okja, Bird Box dan The Night Comes For Us yang langsung ditayangkan di Netflix tanpa melewati tahapan tayang di bioskop. Kalaupun sempat ditayangkan di bioskop seperti Roma misalnya, itu hanya ditayangkan terbatas demi memenuhi syarat administrasi untuk penjurian di festival film.