Bahkan Cliff Booth juga dianggap sebagai ikon maskulinitas lelaki Amerika yang kerap digambarkan Hollywood sebagai lelaki kulit putih, perokok, dan berusia setengah baya.Â
Sementara Rick Dalton tak lebih dari gambaran sisi lelaki yang rapuh dan emosional, dimana ambisi besarnya terkadang harus tertahan hanya karena faktor usia dan penolakan dari lingkungan itu sendiri.
Sementara cerita ketiga yang nampak tak memiliki hubungan langsung dengan 2 sisi penceritaan Booth-Dalton ditujukan untuk aktris lawas Sharon Tate yang diperankan Margot Robbie, dimana kehidupan cintanya bersama Roman Polanski dan tragedi yang menimpanya di kemudian hari juga ikut sedikit mengubah wajah industri Hollywood untuk selamanya.
Mungkin kita bertanya-tanya pada awalnya, apa hubungannya antara Rick Dalton yang kariernya mulai terlihat kacau dengan Cliff Booth si pemeran pengganti loyal yang memiliki konflik dengan para hippies di pertengahan film?Â
Namun belum sampai kita mengetahui jawabannya, kita pun kemudian disuguhi oleh alur cerita Sharon Tate yang muncul di tengah-tengah dan sayangnya cukup minim dialog tersebut.
Namun itulah Tarantino, meskipun ketiga tokohnya nampak membawa standalone story, namun sejatinya ketiganya juga sedang dalam proses untuk menuju ke sebuah titik pertemuan yang sama.
Maka tak hanya menampilkan para pelaku industri yang selama ini kita kenal saja, namun juga berbagai judul film legendaris dan penampakan rumah-rumah produksi legendaris di tahun tersebut semisal Fox dan Columbia Pictures, turut serta dimunculkan dalam film ini.
Bahkan Tarantino pun menyajikan deretan fake movie yang dimaksudkan sebagai film-film yang diperankan oleh karakter Rick Dalton tersebut.Â
Warnanya pun khas Quentin Tarantino. Dan entah mengapa, selipan fake movie ini justru jauh lebih menarik daripada selipan kisah Sharon Tate yang minim dialog tersebut.Â