Miniseri yang telah ditayangkan Netflix sejak 31 Mei 2019 ini, sontak menjadi miniseri yang banyak dibicarakan setelah Chernobyl. Karena selain menampilkan dramatisasi salah satu kasus kontroversial di dunia, miniseri ini juga menyajikan pengalaman visual yang memanjakan mata.
Sama seperti Chernobyl, sinematografi dalam miniseri ini mengambil peranan penting selain cerita dan skenarionya sendiri yang memang sangat kuat dan dalam. Sinematografer Bradford Young(Arrival, Solo: A Star Wars Story), mampu mentranslasikan sisi emosi yang mungkin sulit dipahami ke dalam visualisasi yang begitu nyata dan menyentuh hingga kita bisa ikut merasakan rasa sakitnya.Â
Ditambah dengan scoring Kris Bowers (Green Book, Dear White People) yang komposisinya begitu padat dan menyentuh, tentunya menjadikan pengalaman menonton miniseri ini tak terlupakan.
Dari segi akting, tak bisa dipungkiri semua aktor cilik dan remaja menunjukkan akting briliannya masing-masing. Bagaimana "reka ulang" adegan kala proses interogasi di kantor polisi yang mengharuskan mereka berbohong dan menciptakan pergolakan batin yang luar biasa, mampu dibawakan dengan apik dan believable.
Dan khusus Jharrel Jerome sebagai satu-satunya aktor yang memerankan versi remaja dan dewasa sekaligus, dirinya mampu menampilkan perubahan sosok Korey Wise dari seorang remaja pengecut yang terpaksa harus masuk ke penjara dewasa hingga menjadi sosok pemberani yang memiliki integritas.
Bagaimana sisi emosionalnya terombang-ambing sembari tetap harus tabah menghadapi kultur penjara yang kasar dan jahat, menjadi alasan mengapa kemudian dirinya sangat pantas untuk menyabet gelar aktor terbaik di ajang Emmy 2019 kelak.
Dengan berbagai wow effect-nya tersebut, maka pantas saja jika kemudian miniseri ini dinominasikan dalam 16 kategori di ajang Emmy Awards 2019 termasuk didalamnya kategori Outstanding Limited Series. Dan tentu saja When They See Us semakin menambah total nominasi konten Netflix di ajang ini menjadi 117 dan hanya kalah dari HBO yang telah mendapat 137 nominasi.
"You try to live a normal life,but some of the things you've gone through never go away. But I had to stop caring about the labels people put on me" -Raymond Santana pada wawancaranya dengan MNBC terkait dokumenter The Central Park Five-
Sebagai serial yang berdasarkan kisah nyata, tentu kita membutuhkan suplemen lain yang bisa menambah wawasan kita terkait dramatisasi kejadian di dalamnya. Dan di platform Netflix juga tersedia wawancara eksklusif antara Oprah Winfrey dengan para penyintas Central Park Five ini.Â
Dimana sajian ini akan membantu kita mengenal lebih dalam dengan 5 korban sebenarnya. Di mana mendengar cerita mereka secara langsung akan semakin menambah rasa haru dan bangga sekaligus, karena mereka tak hanya berhasil menjadi penyintas dalam penjara namun juga menjadi penyintas dari sebuah sistem yang mempraktikkan ketidakadilan secara nyata.
Namun Jika wawancara dengan Oprah dirasa masih kurang, maka dokumenter berjudul The Central Park Five garapan Ken Burns juga bisa menjadi referensi lain untuk semakin masuk ke dalam kisah aslinya.