Annabelle(2014) sempat menjadi film spin-off yang cukup ditunggu kala itu karena masih masuk dalam euforia The Conjuring yang dirilis setahun sebelumnya. Meskipun pada akhirnya mendapat kritikan negatif, Annabelle nyatanya menjadi pemain penting dalam semesta Conjuring berkat pundi-pundi yang berhasil diraih sebesar 300 Juta-an USD hanya dengan budget sebesar 6,5 Juta USD.
Sekuelnya yang dirilis setahun setelah The Conjuring 2(2016), Annabelle: Creation, kemudian memperbaiki kualitas filmnya menjadi lebih fun dan menyeramkan, hingga mendapat pujian dari para kritikus. Bahkan Creation kemudian juga menjadi tren penggunaan lonceng tradisional di film-film horor yang muncul kemudian, termasuk di Indonesia.
Dengan budget yang meningkat 2 kali lipat dari film pertamanya, Annabelle: Creation juga masih meraih perolehan raksasa dengan nilai yang tak jauh beda dari film pertamanya.
Dan tak lupa, masing-masing film tersebut juga memperoleh pendapatan raksasa yaitu sebesar 350 Juta USD dan 121 Juta USD dengan budget masing-masing hanya sebesar 22 Juta USD dan 9 Juta USD.
Lantas, Annabelle pun kemudian melanjutkan petualangannya di tahun ini lewat Anabelle Comes Home yang nyatanya memiliki kualitas cukup baik. Bahkan Comes Home seakan "menyelamatkan" wajah semesta Conjuring setelah 2 film sebelumnya dianggap cukup mengecewakan.
Sinopsis
Yang membuat Anabelle Comes Home begitu mengasyikkan untuk ditonton adalah karena film ini menyajikan sebuah petualangan seru bak di dalam rumah hantu. Sederhana penyajiannya karena hanya berkutat di satu rumah saja.
Annabelle Comes Home membawamu kembali untuk mengingat sebuah kejadian penting dalam film The Conjuring dan sempat di mention kembali pada film Annabelle. Yaitu tentang bagaimana si boneka Annabelle terkutuk itu diceritakan dibawa ke rumah Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren(Vera Farmiga) untuk menghindari gangguan yang lebih membahayakan lagi.
Tertutup dalam kotak kaca yang sudah diberkati oleh pendeta, boneka Annabelle yang berisi kekuatan jahat nan kuat itu pun aman di dalam ruang artifak Warren, asal tak ada yang membukanya. Namun ketika Ed dan Lorraine pergi meninggalkan sang anak yang masih berusia 10 tahun, Judy(McKenna Grace), bersama babysitternya, Marry Ellen(Madison Iseman), semua kedamaian itu pun berubah.
Maka bukan hanya melepaskan iblis kuat dalam rumah tersebut, rumah keluarga Warren pun kini bagaikan rumah berhantu yang siap meneror di tiap sudutnya. Dan boneka Annabelle menjadi kunci penting atas kejadian supranatural yang begitu mengerikan tersebut.
Petualangan 1 Setengah Jam yang Seru
30 menit pertama film ini lebih difokuskan kepada pembentukan karakter Judy, Marry Ellen dan Daniela. Dengan Ed dan Lorraine yang hanya muncul sesaat, untuk sekadar menegaskan posisi sentralnya dalam semesta Conjuring. Dan 60 menit sisanya kemudian diperuntukkan untuk pembangunan nuansa teror sedikit demi sedikit.Â
Dengan gaya penceritaan teror yang cenderung slow pace, efek samping film ini memang jadi nampak kurang menyeramkan. Namun pembangunan suasana mencekam secara bertahap itulah yang membuat suasana creepy dan tak nyaman di sepanjang film mampu terbangun apik. Ya, mungkin mirip-mirip dengan apa yang dibangun dalam Insidious.
Hal ini bukan hanya membuat jalan cerita utamanya jadi sedikit terabaikan, namun juga menghilangkan esensi judul Annabelle itu sendiri. Namun, layaknya Annabelle yang memang pada awal film dijelaskan sebagai mercusuar bagi hantu-hantu kuat lain untuk datang mengelilingi, nampaknya boneka tersebut memang hanya dituntut untuk "berperan" seperti itu.
Masih memberikan nuansa yang sama berkat tone film dan scoring khas semesta Conjuring, berbagai teror mencekamnya lantas dipadukan dengan berbagai gimmick 70-an garapan production designer Jennifer Spence yang fun dan artistik. 1 setengah jam film ini begitu seru untuk diikuti.
Spin-off yang Memperkuat Pondasi Semesta Conjuring
Bulan ini sejatinya kita disuguhi 2 film spin-off yang sama-sama memiliki basis fans yang cukup besar yaitu MIB: International(baca disini) dan Anabelle Comes Home. Namun bedanya, MIB cenderung menjadi spin-off yang sekaligus ingin melepaskan diri dari bayang-bayang duet Tommy Lee Jones dan Will Smith.Â
Sementara Anabelle justru menjadi semacam pondasi yang semakin mengokohkan semesta Conjuring, lengkap dengan berbagai konflik dan karakter yang memungkinkannya untuk dibuat ragam penceritaan baru di masa depan.
Setidaknya ada 2 hal yang memungkinkan pengembangan kisah semesta Conjuring ke depannya. Yaitu karakter utama manusianya dan tentu saja deretan hantu yang muncul di sepanjang film.
 Layaknya mercusuar yang sudah dijelaskan di awal, Annabelle Comes Home memang menjadi titik temu bagi hantu-hantu lain yang memang baru diceritakan ala kadarnya di film ini. Pokoknya muncul dulu saja hantunya di film ini, detail latar belakangnya nanti belakangan. Mungkin kurang lebih seperti itu.
Strategi yang cukup cerdas bukan?
Penutup
Sebagai film yang membawa nama besar franchise horor terpopuler saat ini, Annabelle Comes Home pada dasarnya sudah berjalan dalam trek yang tepat. Tak hanya membawa kisah baru petualangan si boneka terkutuk, namun juga mengokohkan pondasi semesta Conjuring sekaligus mengenalkan berbagai karakter hantu baru yang berpotensi menjadi film horor laris di masa depan.
Memang film ini menurunkan kadar horornya sehingga nampak tak begitu menyeramkan, namun nyatanya film ini tak mengurangi sensasi seru dan mengasyikkan dari sebuah film horor, berkat dinamika konflik yang dibangun apik serta efek kejut yang mampu disajikan dengan cukup efektif. Ya, Â meskipun berbagai tindakan bodoh khas film horor masih dipertahankan.
Bagaimana, tertarik menyaksikan? Annabelle Comes Home sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda.
Skor: 7/10
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H