Konsep perjalanan waktu nampaknya masih menjadi konsep yang diminati dalam sebuah film. Back To The Future, Terminator bahkan yang terbaru Avengers: Endgame, menggunakan konsep ini dalam membangun narasi kisahnya.
Namun bisa dibilang film-film tersebut tetap dalam tradisi Hollywood yaitu mengedepankan para aktor kulit putih. Lalu bagaimana jika aktor kulit hitam yang menjadi tokoh utama dalam konsep perjalanan waktu ini? Apakah memungkinkan? Dan hal apa yang mendasarinya?
Setidaknya kegelisahan-kegelisahan itulah yang pada akhirnya membuat Spike Lee(BlacKKKlansman, Malcolm X)memproduseri film ini. Spike Lee yang memiliki angan-angan bagaimana jika Back To The Future diisi oleh para aktor kulit hitam, kemudian menginginkan film yang tak hanya sekadar menceritakan perjalanan waktu, namun pesan sosial pun harus disisipkan layaknya film-film garapan Spike Lee lainnya.
Menggandeng Stefon Bristol di kursi sutradara yang merupakan murid Spike Lee di New York University, membuat film ini cukup berbeda dengan film-film Spike Lee lainnya, meskipun tetap masih ada ciri khas Lee di dalamnya. See You Yesterday juga menjadi debut film penuh Stefon, setelah sebelumnya lebih sering menggarap proyek film pendek.Â
Ditayangkan secara eksklusif di platform Netflix, See You Yesterday menjadi sajian film liburan yang sudah bisa disaksikan sejak seminggu yang lalu.
Lantas, apakah See You Yesterday cukup baik menjalankan 2 perannya yaitu sebagai film sci-fi juga sebagai film cultural movement sekaligus? Mari kita masuk ke pembahasannya.
Sinopsis