Tak hanya itu, Unicorn sendiri menjadi semacam metafora akan mimpi yang begitu diyakini banyak orang sedari kecil namun perlahan harus hilang atau disembunyikan, hanya karena harus berhadapan dengan fase kedewasaan. Padahal pada kenyataannya justru banyak kesuksesan yang diraih para tokoh dunia berasal dari mimpi masa kecil yang terkadang di luar nalar.
Kit yang penampilannya begitu eksentrik dan menonjol serta tetap percaya pada mimpinya sendiri di tengah orang-orang yang dari luar nampak realistis, seakan ingin menghindari gagasan bahwa mimpi hanya ada di masa lalu, di masa kecil. Sementara ketika beranjak dewasa, logika lah yang harus maju dengan impian dikesampingkan terlebih dahulu.
Namun Kit justru tak pernah benar-benar mengesampingkan mimpinya. Karena dia yakin mimpi tak boleh hilang meskipun telah berpindah fase menuju kedewasaan yang hakiki.
Sama seperti tantangan demi tantangan yang diberikan The Salesman pada Kit, kita pun sejatinya kerap diberikan tantangan dalam kehidupan untuk menguji keyakinan diri akan apa yang menjadi impian kita. Jikalau kita yakin, tantangan akan dengan mudah dilewati. Namun sebaliknya, jika tak yakin maka keadaan sekitar juga akan mendistorsi banyak hal yang ujungnya akan menganggu keyakinan diri sendiri.
Tentu saja hal ini seakan menjadi tamparan keras bagi kita yang kerap mengubur mimpi hanya karena 'keharusan' untuk bersikap realistis di fase dewasa. Padahal jikalau kita tetap teguh akan apa yang menjadi mimpi kita, apapun itu, semesta pun tentu akan mendukung dan membukakan jalannya bagi kita.
Tak hanya soal mimpi dan keberanian, simbol perlawanan wanita terhadap budaya patriarki pun sejatinya juga diwujudkan dalam latar tempat kerja Kit. Dari mulai penempatan wanita pada posisi kurang strategis yang masih banyak dilakukan perusahaan, hingga pelecehan ringan yang kerap dilakukan para pria yang sayangnya berubah menjadi kebiasaan yang terkadang harus ditolerir.Â
Hal-hal negatif tersebut lah yang kemudian disuarakan melalui film ini. Dimana berkat mimpinya juga pada akhirnya Kit bisa melawan segala hal negatif tersebut dan menuntunnya keluar menuju sebuah jalan baru yang lebih baik.
Penutup
Sebagai film debut penyutradaraan Brie Larson, Unicorn Store sejatinya tidaklah berjalan buruk. Tone warna-warni, kostum yang unik, hingga deretan soundtrack yang kaya nostalgia 90'an, membuat Unicorn Store tampil original dan mampu membuat perkenalan yang manis terkait karir baru Brie Larson ini.