Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Capharnaum", Kemiskinan dan Eksploitasi Anak dalam Potret Kelam Kehidupan Jalanan

18 Februari 2019   17:17 Diperbarui: 18 Februari 2019   21:07 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Irishfilmcritics.com
Irishfilmcritics.com
Deretan aktor dan aktris juga menjadi highlight pada film ini. Para pemeran yang dipilih Nadine ini ternyata merupakan aktor dan aktris amatir yang belum pernah menyicipi industri film sebelumnya. Bahkan pemeran Zain yang merupakan pengungsi asli dari Suriah yang sempat tinggal di Lebanon pun konon diaudisi langsung dari jalanan.

Zain jelas mendapat highlight paling besar dalam film ini. Aktingnya sebagai anak kecil yang terus mengalami keras dan getirnya hidup di jalanan Beirut yang semrawut, mampu ditampilkannya dengan sangat baik. Zain Al Rafeea mampu menunjukkan penampilan meyakinkan sebagai seorang anak yang menyimpan kemarahan, kekecewaan, kesedihan, namun di satu sisi juga memiliki rasa sayang yang tulus dan mau berkorban hingga membuatnya bisa survive dari tiap keadaan sulit.

Teknis yang Mumpuni

Sonypictureclassics.com
Sonypictureclassics.com
Sejatinya banyak sekali potret sosial nan tabu yang dimasukkan demi melengkapi bumbu film ini. Dan semua hal tersebut mampu ditampilkan dengan penceritaan yang rapi dan sederhana sehingga menjadi satu kesatuan kisah yang menarik untuk diikuti.

Unsur komedi pun ditampilkan dengan porsi yang sesuai dan timing yang tepat. Sehingga kita tak selalu disuguhi adegan yang menguras emosi, namun juga disuguhi beberapa punchline komedi yang mampu menciptakan ledakan tawa seisi bioskop.

Dengan visual yang unik, segar serta tone khas film-film Timur Tengah, membuat Capharnaum begitu menarik untuk disaksikan. Pun sinematografinya sangat ciamik berkat dominannya teknik pengambilan gambar bergerak disertai pengambilan gambar melebar untuk memperlihatkan lanskap Beirut secara mendetail.

Ditambah naskah yang kokoh serta akting nyaris tanpa cacat dari tiap-tiap aktor amatir di film ini, tentu menjadikan Capharnaum sebagai film inspiratif yang tak hanya artistik secara visual namun juga menyentuh dan mampu menghadirkan wow effect bagi siapapun yang menontonnya.

Penantang Serius Roma di Ajang Oscar

Thestranger.com
Thestranger.com
Dengan tema besarnya seputar kemanusiaan dan potret kelam masyarakat kelas sosial bawah, tentu saja menjadi sebab mengapa film ini layak masuk nominasi dan bertarung dengan film berbahasa asing lainnya. Roma dan Cold War yang menjadi jagoan para kritikus, jelas mendapat saingan yang cukup sepadan tak hanya dari Shoplifters namun juga dari Capharnaum ini.

Berbeda dari Shoplifters yang juga sama-sama menampilkan isu kehidupan masyarakat kelas sosial bawah, Capharnaum lebih fokus terhadap berbagai macam isu yang lebih umum terjadi di masyarakat. Sementara Shoplifters lebih bersifat personal karena memiliki potret kemiskinan dalam lingkup bahasan yang lebih kecil, yaitu dalam penggambaran sebuah keluarga dan rahasia di dalamnya.

Nadine Labaki yang Percaya akan Perubahan Sosial Melalui Film

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun