Burn like a slave
Churn like a cog
We are caged in simulations
Algorithms evolve
Push us aside and render us obsolete
This means war with your creationAlgorithm-Muse
Itulah sepenggal lirik lagu terbaru Muse berjudul Algorithm yang sepintas progresi chord nya mirip dengan chord pembuka lagu Space Dementia di album Origin of Symmetry.
Algorithm menjadi lagu pembuka di album terbaru mereka bertajuk Simulation Theory yang dirilis awal November ini. Simulation Theory juga menjadi album ke-8 sepanjang karir bermusik mereka yang dirintis sejak tahun 1994 dan memulai debut full albumnya di tahun 1999 lewat album Showbiz.
Muse dengan musiknya yang unik, juga dikenal sebagai band rock yang selalu menyelipkan kritik terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat seperti isu politik dan sosial serta mulai merambah ke isu perkembangan digital masa depan. Tapi yang pasti, Muse tidak melulu berbicara tentang cinta-cintaan dan hal itulah yang membuatnya memiliki keunikan dan fans setianya tersendiri.
Dan lewat Simulation Theory, trio Matthew Bellamy, Chris Wolstenholme dan Dominic Howard ini semakin mengukuhkan diri mereka sebagai band rock papan atas yang tidak hanya melek tren teknologi namun juga tetap mempertahankan jati dirinya sendiri.
Simulation Theory
Hal yang sebenarnya telah mereka suarakan secara lantang lewat album terakhir mereka, Drones. Namun kali ini Muse menyajikannya dengan nuansa petualangan layaknya berkelana ke dunia virtual.
Total 11 trek tersedia di album versi standard, 16 trek di album versi deluxe dan 21 trek di album versi super deluxe. Adapun yang membedakan antara versi standard, deluxe dan super deluxe adalah turut disertainya versi alternatif dari beberapa nomor lagu semacam Algorithm, Pressure, Propaganda dan The Dark Side.
Deretan Lagu yang Membawa Kita Berpetualang