"I used to be embarrassed because I was just a comic-book writer while other people were building bridges or going on to medical careers. And then I began to realize: entertainment is one of the most important things in people's lives. Without it they might go off the deep end. I feel that if you're able to entertain people, you're doing a good thing." -- Stan Lee,The Washington Post
Betapa terkejutnya ketika mendapatkan notifikasi berita dari The Guardian pagi ini. Sosok dibalik serunya kisah Peter Parker berayun di kota New York dikabarkan meninggal di usia ke-95.
Ya, Stanley Martin Lieber atau yang lebih dikenal dengan nama Stan Lee telah berpulang pagi ini dengan terlebih dulu berjuang sejak lama melawan penyakit pneumonia dan kesulitan penglihatan. Stan Lee juga lebih dulu ditinggal sang istri Joan Boocock di tahun lalu, yang dinikahinya sejak 1947. Selama 70 tahun pernikahan itu, mereka akhirnya dipisahkan oleh maut.
Tentu saja beliau merupakan sosok penting dalam dunia hiburan. Sosok yang mengubah persepsi orang tentang komik dan tentunya sosok yang telah menghibur banyak orang di seluruh dunia dengan kisah kepahlawanan yang dibuat lebih stylish dan modern. Sosok yang membangkitkan Marvel dari keterpurukan dan menjadi pemimpin pasar komik dunia.
Tanpa Stan Lee, mungkin kita tidak akan pernah bisa melihat apa itu Marvel Cinematic Universe. Bahkan tanpa Stan Lee, kita tidak akan pernah melihat karakter jagoan Indonesia seperti Gundala dan Godam tercipta.
Memang, desain karakter Godam dan Gundala lebih condong ke arah DC, namun tak bisa dipungkiri kisah humanis yang berkembang di dalamnya jelas ada sedikit pengaruh dari Stan Lee.
Mengubah Kisah Superhero
Sub-Marine atau Namor serta Captain America merupakan tokoh komik yang diproduksi Stan Lee di awal-awal karirnya di tahun 1941 di bawah bendera Timely Comics yang merupakan cikal bakal Marvel Comics. Namun kesuksesan dua karakter tersebut tidak bertahan lama setelah DC merilis ulang karakter The Flash serta Justice League of America yang langsung diterima semua orang.
Mengetahui eksistensinya akan kalah dibanding DC jika tidak membuat gebrakan, Stan Lee pun pada akhirnya mencoba terobosan dalam komiknya yaitu memasukkan unsur humanis ke dalam tiap karakternya.