Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Geliat Restorasi Film Nasional untuk Generasi Milenial

30 Maret 2018   20:28 Diperbarui: 30 Maret 2020   15:24 5234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
account twitter Flik Channel

Jangan lupakan juga deretan film laga kolosal seperti Jaka Sembung dan Si Buta Dari Gua Hantu dan deretan film komedi seperti Warkop, Ateng&Iskak sampai Benyamin.S juga turut membangkitkan budaya menonton masyarakat Indonesia saat itu.

Restorasi Film

Namun saat ini, generasi muda atau generasi milenial sangat jarang yang memiliki ketertarikan untuk menyaksikan film klasik nasional. Kurangnya channel distribusi film-film lawas tersebut serta kualitas gambar yang kurang baik juga mempengaruhi minat generasi muda saat ini untuk menyaksikan film-film klasik tersebut.

Hal ini sangat wajar, mengingat saat ini generasi milenial lebih banyak disuguhkan oleh berbagai film Hollywood berteknologi tinggi yang tentu saja memiliki visual dan cerita yang jauh lebih kaya dan menarik. 

Film Indonesia saat ini pun sudah banyak yang memiliki kualitas visual dan cerita yang sangat baik, bahkan beberapa di antaranya memiliki kualitas yang setara dengan film-film Hollywood.

Hal tersebut semakin menambah keengganan generasi muda saat ini untuk menyaksikan kembali film-film klasik yang dianggap "kalah kualitas" dengan film produksi jaman sekarang. Melihat gambar filmnya saja sudah buruk dan banyak "semut", bagaimana mungkin betah menonton keseluruhan film?

Untuk itulah, proses restorasi film-film klasik nasional sangatlah dibutuhkan guna menyelamatkan juga menjaga kualitas film-film yang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia ini, pun hal ini juga berguna untuk menumbuhkan minat generasi muda dalam menyaksikan film-film klasik tersebut.

Meskipun memakan biaya yang cukup besar (konon Tiga Dara menghabiskan biaya restorasi hingga 3 Milyar rupiah), juga sulitnya proses restorasi karena membutuhkan master film seluloid yang rentan rusak.

Namun dengan kualitas gambar yang lebih jernih bahkan bisa di reproduksi sampai dengan resolusi 4K, tentunya hal ini diharapkan akan menambah minat generasi muda untuk menonton kembali film-film yang pernah berjaya di masa lalu tersebut.

Pentingnya Restorasi Film bagi Generasi Milenial

Tidak dipungkiri bahwa generasi milenial merupakan generasi penerus perfilman Indonesia di masa depan. Di tangan merekalah kelak akan muncul berbagai film Indonesia yang memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun