Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Review Film] "Early Man" dan Kritik Kapitalisme Dalam Sepak Bola

7 Maret 2018   20:02 Diperbarui: 7 Maret 2018   20:17 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sebenarnya saat ini pun Fifa juga tidak fair-fair banget, tapi setidaknya itu merupakan pesan bahwa apa yang diinginkan Fifa pada awalnya pun hanyalah sepakbola yang fair, menghibur dan apa adanya, tanpa kapitalisme yang muncul di tengah-tengahnya.

Mengingat film ini juga merupakan film Inggris yang merupakan negara dengan acara sepakbola paling diminati di seluruh dunia yaitu Premier League, rasanya kritikan ini memang terlebih dulu menyasar klub-klub lokal mereka yang berubah ke arah kapitalis seperti Manchester City, Manchester United dan Chelsea sebelum kritikan ini juga meluas ke klub sepakbola di negara lain seperti Spanyol dengan La Liga nya dan Perancis dengan Ligue 1 nya.

Kritikan lainnya juga muncul seputar isu sexistyang saat ini masih berkembang dengan bebas di masyarakat. Peran wanita dalam sepakbola saat ini masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Dan pesan tersebut digambarkan secara apik ketika Lord Nooth meremehkan kehadiran gadis bernama Goona pada tim zaman batu.

Kesimpulan

Pada akhirnya film ini bisa dikatakan sukses untuk menyampaikan kritikan-kritikan pedasnya dalam dunia sepakbola. Dikemas dengan apik dalam balutan animasi stop motion yang menghibur. Jalan cerita yang diawal terasa absurdpada akhirnya berhasil menghadirkan penutup yang sangat baik, juga emosi yang ditampilkan sepanjang pertandingan sepakbola pun dihadirkan dengan sangat baik. 

Tak lupa, komedi yang ditampilkan di sepanjang film cukup segar dan memancing kita untuk tertawa terbahak-bahak. Dan untuk anak-anak, film ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton. Jelas film ini banyak mengajarkan pelajaran yang berharga bagi anak-anak seperti belajar untuk selalu fair play dalam setiap hal, belajar untuk tidak rakus dan tidak mengejar kekayaan serta yang terpenting adalah pelajaran untuk selalu berjuang dan memiliki kepercayaan yang besar terhadap diri sendiri. Belajarlah seperti Dug, bukan Lord Nooth.

So,selamat menyaksikan teman-teman kompasiana !!

*Untuk mengetahui bagaimana rumitnya pembuatan film stop motion, berikut video pembuatan film Early Man. Selamat menyaksikan !


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun