Mohon tunggu...
Yona PrastikaMutiara
Yona PrastikaMutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Yona Prastika Mutiara, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2019

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Opini: Lansia Berteman dengan Diabetes

1 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 1 Oktober 2022   09:08 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia lansia merupakan usia yang  rentan terhadap penyakit. Lansia merupakan salah satu kelompok yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara khusus. Kondisi pada tubuh lansia akan berubah seiring bertambahnya umur, yang dapat ditandai dengan adanya penurunan system imun. Hal ini yang menjadikan faktor penyebab lansia rentan terhadap penyakit yang menyebabkan kematian. Penyakit yang rentan terjadi pada usia lansia biasanya seperti hipertensi, gangguan kesehatan jantung, dan diabetes melitus.

Diabetes melitus atau yang sering disebut dengan kencing manis/penyakit gula merupakan penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah tidak dapat dimetabolisme. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lanjut usia. International Diabetes Federation (IDF) melaporkan prevalensi diabetes global pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021 diperkirakan sebesar  10,5% (536,6 juta orang), dan akan meningkat menjadi 12,2% (783,2 juta) pada 2045 (Hong Sun et.all, 2022). Riskesdas, 2018 menyebutkan kasus diabetes mellitus di Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit yang di alami lansia (Kemenkes RI, 2019)

Diabetes melitus dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab yang paling banyak ditemui adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula, sedikit mengandung karbohidrat dan jarang melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga rutin. Peningkatan jumlah penderita diabetes melitus dikarenakan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, misalnya banyak yang mengkonsumsi makanan berlemak dan mengandung gula berlebih, sehingga menimbulkan kegemukan, dan berkurangnya aktifitas fisik seperti olahraga yang membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga mengakibatkan kadar gula darah yang tidak stabil.

Desa Muara Penimbung ilir, Kec. Indralaya, Kab. Ogan Ilir merupakan salah satu desa yang rata-rata penduduk usia lanjut usianya memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus, terlihat pada saat posyandu ibu hamil dan lansia pada desa Muara Penimbung Ilir, selain hipertensi diabetes menjadi salah satu penyakit terbanyak yang dimiliki oleh lansia, terutama yang berumur 50-70 tahun.

Melihat banyaknya kasus diabetes tersebut sangat sesuai dengan aktivitas masyarakat di Desa Muara Penimbung Ilir yang sangat berlebihan dalam mengkonsumsi berlemak dan gula yang berlebihan baik dalam bentuk makanan maupun minuman, masyarakat di sana memiliki selera manis yang berlebihan, berbeda dengan toleransi manis pada orang biasanya yang jika diibaratkan pada orang biasanya mengkonsumsi gula pada saat membuat minuman hanya menggunakan satu sendok makan gula saja, di Muara Penimbung Ilir menggunakan 3 sendok makan, itupun hanya berasal dari minuman dan belum terhitung dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya.  Hal ini bukan hanya terjadi pada lansia saja tetapi pada seluruh kalangan usia masyarakat mulai dari anak-anak hingga lansia. Mengurangi konsumsi gula berlebih sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat di Muara Penimbung Ilir, selain untuk mengurangi parahnya penyakit diabetes juga dapat mencegah terjadinya diabetes pada usia lansia.

Aktifitas keseharian pada lansia juga sangat mempengaruhi kondisi kesehatannya, terutama pada penderita diabetes melitus di Muara Penimbung Ilir yang dapat dikatakan kurang aktif dalam melakukan kegiatan seperti olahraga, karena faktor usia yang juga menjadi pengaruh kesehatan tulang dan sendi sehingga menghambat aktifitas fisik pada lansia, selain itu juga karena kurangnya kesadaran lansia terhadap kesehatan sehingga kerap meremehkan hal-hal kecil yang dapat berdampak pada kesehatannya, padahal dengan adanya aktifitas fisik seperti berjalan kaki di pagi hari selama 10-15 menit dapat menjadi salah satu terapi untuk meningkatkan proses metabolisme, memperlancar  peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah gerakan sendi kaki. 

Menurut saya, ada baiknya jika tim posyandu lansia mengajak lansia yang ada di Muara Penimbung Ilir untuk melakukan senam lansia dengan upaya dapat meningkatkan aktifitas fisik bagi lansia. Aktifitas fisik tersebut merupakan salah satu bentuk bagi lansia penderita diabetes melitus untuk menghindari adanya luka yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus, Dengan demikian diharapkan kaki penderita diabetes dapat terhindar oleh luka sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun