Peduli dan peka terhadap perubahan kevakuman yang terjadi dalam jiwa keaktivisannya.
Bukan hal yang mudah menanamkan jiwa keaktivisan pada seorang aktivis pemula yang sedang coba-coba bergerak sesuai nuraninya. Tidak semua mahasiswa yang mengaku aktif di suatu organisasi dapat berjiwa layaknya seorang aktivis dalam artian luas. Mereka pasti akan menyebutkan dirinya seorang aktivis hanya dengan namanya tercantum dalam susunan organisasi kemahasiswaan, misalnya Badan Eksekutif Mahasiswa atau Badan Legislatif Mahasiswa serta organisasi ekstra lainnya.
Apa sih sesungguhnya arti dari aktivis itu? Menurut KBBI, aktivis merupakan orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya. Disebutkan disana bahwa mereka yang bekerja aktif dalam pelaksanaan kegiatan organisasinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka yang hanya numpang nama dari kepengurusan suatu organisasi tanpa ikut andil dan aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, mereka tidak layak disebut aktivis.
Aktivis itu harus peduli. Memang benar. Seorang aktivis diharapkan peka terhadap perubahan-perubahan kecil yang terjadi dalam organisasinya. Lebih istimewa lagi kalau mereka peka terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat umumnya. Peka disini juga tidak hanya merasakan, mengawasi, dan membaca situasi. Namun, mereka harus mampu mengambil tindakan agar perubahan yang dirasa berdampak negatif bisa segera diselesaikan dan serta perubahan positif dapat diambil satu pemikiran agar dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan eksistensi organisasi yang ditindaklanjuti agar bermanfaat untuk orang banyak.
Menanamkan jiwa peduli pada seorang aktivis itu tidaklah mudah. Butuh adanya sifat bawaan dari mereka dan kepekaan yang kuat yang tertanam pada setiap anggota organisasi tersebut.
Diharapkan, untuk semua anggota organisasi apapun yang diikuti oleh seorang mahasiswa untuk mengembangkan sayap keaktivisannya, tanamkanlah jiwa peduli dan solidaritas yang tinggi agar keberlangsungan organisasi itu baik tumbuh kembangnya. Semangat pergerakan. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H