Mohon tunggu...
yonalita wirman
yonalita wirman Mohon Tunggu... -

iseng bawel dan sok tau :p www.kakagembil.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pursuit of Happiness?????

12 Mei 2010   03:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:15 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memori saya kembali ke kasus perceraian yang hot di infotainment tahun 2007 silam...

“Al, Del, Dul pulang!!!! tidak.. saya mau anak2 saya pulang SEKARANG.. iya SEKARANG.. Dul sakit.. Saya tidak bisa.. blablabla…blablabla..zng..ng..bla..”
Teriakan keras dari layar kaca menghentikan langkah saya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi… Dengan naluri wanita haus gosip yang tinggi, saya mengambil posisi nyaman pada tempat duduk terdekat untuk mengkonsentrasikan mata pada “hot gossip” dalam infotainment hari ini. Hahahaha.. lagi2 kasus sengketa anak antara sesepuh dewa 19 yang ”Dulu-saya-kagumi-sekarang-tidak-lagi” dengan istrinya sesepuh duo wanita ternama di negri ini…
Miris… kasian… menyedihkan… hanya itu yang terlintas dalam benak saya..
Entah kenapa jiwa kefeminisan saya sedikit bergolak saat menyaksikan adegan wanita ini meminta haknya sebagai seorang ibu, menarik pulang anak-anaknya, memperjuangkan dan mengkhawatirkan kondisi anaknya yang sakit yang seharusnya istirahat, eh malah berada di lokasi syuting alih-alih karna dul yang sendirinya ingin syuting. –bisa apa sih anak kecil yang di doktrin?- Kesal, benci, sedih, campur aduk… entah apa yang dirasakan wanita itu saya yakin tak setegar yang diperlihatkannya pada semua orang… wanita yang hebat pikir saya.
<a href=http://renjanatuju.files.wordpress.com/2010/04/httpthesituationist-files-wordpress-com200709happiness.jpgBanyak hal yang menjadi alasan kenapa saya ikut dalam kubu wanita ini.. dengan mengabaikan segala faktor eksternal dan internal dari akar masalah pertikaian suami-istri itu, terlepas dari apa kesalahan yang telah dilakukannya, saya yakin wanita ini adalah wanita yang baik dan sangat mencintai keluarganya.. hanya saja terkadang situasi dan tekanan hidup yang menimpanya bisa membuatnya melakukan hal yang diluar keinginannya dan menjadikan dia orang yang berbeda.-mungkin..ini menurut saya- ibu mana yang rela kehilangan anak2nya? Hmm… saya yakin tidak ada.
Pikiran saya kembali kemasa 2 tahun silam saat kakak saya melahirkan, mengalami baby blues, dan raddin di vonis menginap sepekan lebih di rumah sakit gara2 bilirubinnya menurun… sedikitnya saya tau betapa beratnya jadi seorang ibu… setiap hari tiap detik dia menangis, untuk menyabung nyawa dan menukar nyawa pun mereka akan rela… dengar! Mereka pasti rela asal anaknya selamat… itu baru saat pasca melahirkan, belum pasca menyusui, bangun malam berkali2, harus makan daun katuk yang terkenal sangat pahit, Sssst! Dan mereka juga harus berpikir dan memutar otak dengan cepat bagaimana agar berat tubuh kembali dengan ideal tanpa mengurangi asupan gizi sang anak biar si suaminya tidak lirak lirik wanita lain…hahaha, sulit! Itu sulit! Saya tau itu sulit… Dengar! Ga salah kalo surga di bawah telapak kaki ibu… hihihihi…
Back to our topic… tadi sampai dimana?
Yak… saya ga rela aja kalo sekarang sang dewa mengklaim dirinya berhak atas anak2 mereka dan membeberkan seluruh kebobrokan sang ratu dan menjadikan hak sang ratu atas anak2 diputus. Aha! Bagaimana dengan selir2mu om? Wanita mana yang mau punya suami dengan banyak selir.. hahaha –tidak akan ada, tidak juga dengan teh ninih, Ups!- hehehehe…
Adakah yang bahagia dengan pertikaian ini? Apakah anak2 mereka bahagia?
- ————– ——- —— ——- ——–
It seems to me that there are more hearts,
Broken in the world that can’t be mended,
Left unattended, what do we do?
What do we do?
-Gilbert O’Sullivan-
—- ———- ————– —————— -
Itu kasus artis… bagaimana dengan kasus rakyat jelata?
Haaaaaaaaaaa… banyak.. banyak sekali..
Mulai dari kasus anak terlantar, pengemis yang notabene anak2, orang miskin terlilit hutang, orang miskin tidak punya hak di rumah sakit, orang miskin tidak punya rumah, orang miskin jadi kriminil, orang yang berhari2 tidak makan, orang miskin di gusur, anak2 tanpa pendidikan, wanita kampung migrasi ke kota dengan tending alih2 untuk jadi pembantu malah jadi pekerja seks komersial, tukang sol sepatu dari bekasi, tegal, tangerang keliling jakarta pake kaki (jalan!) –iya, jalan karna mereka ga punya uang naik angkutan- hanya untuk nyari uang.. belum lagi penjual minuman keliling asli (tanpa ada obat bius dalam minumannya) –iya! Bener2 asli pedagang asongan- yang kehilangan mata pencarian gara2 kasus obat bius oleh oknum tertentu… belum lagi orang miskin yang.. blablablablabla… sampai soal tingkat pengangguran yang meningkat (include me!), blablablablablabla….
Apakah mereka bahagia dengan ini semua??????????????
- ————– ——- —— ——- ——–
It seems to me that there are more hearts,
Broken in the world that can’t be mended,
Left unattended, what do we do?
What do we do?
—- ———- ————– —————— -
Itu kasus rakyat jelata.. bagaimana dengan kaum jetset Jakarta lainnya?
Aha! Plaza Senayan, senayan city, mal2 besar lainnya di jakarta masih dipenuhi tante2, wanita2 jetset yang mampu menghabiskan berjuta-juta rupiah hanya untuk baju kaos, ikat pinggang, aksesoris, blablablabla… gerai2 kopi yang satu gelasnya bisa beli satu dus kopi tubruk masih dipenuhi banyak orang… hotel2 berbintang masi dipenuhi para pejabat yang alih2 mengadakan meeting pemberantasan kemiskinan… (gimana mo berantas kemiskinan pak? Bapak2 kok enak2 ngadem di hotel? Yang kongkrit dong! Duitnya kan bisa buat bikin satu rumah singgah buat anak2 jalanan tuh!)… tempat2 clubbing masi penuh sesak kalangan jetset, blablablablabla…
Haaaa… kaya kan? Penduduk negeri ini? Uang dari mana?
Yaaaaaaaaa.. ada yang emang suaminya kaya, ada yang emang orang tuanya kaya (ups, maksud saya bukan korupsi.. ya.. pengusaha gituh?), ada yang emang orang tuanya pejabat (nah, yang ini korupsi ato ga, walahualam? See?), ada yang emang artis, dan ada juga yang hidup di level rata2 tapi maksa ujung2nya yaaaa… jadi simpenan, wanita panggilan (ya,maksud saya bisa di panggil mbak, bisa di panggil ibu, bisa di panggil tante, hehehehe, di panggil mas? Haa.. yang ini saya ga ikutan!)
Semuanya buat apa? Buat aktualisasi diri? Benarkah? He-he-he…
Apakah mereka bahagia dengan ini semua?????????????? Mungkin memang mereka bahagia, tapi apakah semua dari mereka bahagia?
- ————– ——- —— ——- ——–
It seems to me that there are more hearts,
Broken in the world that can’t be mended,
Left unattended, what do we do?
What do we do?
—- ———- ————– —————— -
Yah… tidak adil sih men- judge banyak pihak…
Lagipula ini kan menurut saya… iya toh..
Jadi inget kata2nya khalil gibran…
————— ———- —————- —————
Kehidupan adalah apa yang kita lihat dan kita alami melalui jiwa,
sedangkan dunia yang ada di sekeliling kita,
kita ketahui melalui pemahaman dan akal kita.
Pengetahuan demikian membawa kita pada
kesenangan atau kesedihan yang besar.
-K.G ‘suara sang guru’-
———– ——— ———————– —————
Yap bahagia atau tidak bahagia seseorang tergantung dari bagaimana mereka menyikapi kebahagiaan itu sendiri..
Kalo dengan bercerai mereka bahagia.. why not?
Kalo dengan kemiskinan mereka lebih dekat dengan-Nya..
Jiwa tentram hati damai, kenapa engga?
Kalo dengan pola hidup jetset mereka bahagia, ya boleh2 aja…
Pada akhirnya semua balik lagi ke pribadi manusia itu sendiri..
Apa yang bikin mereka bahagia…
Bagaimana mereka mengejar kebahagiaannya..
Walaupun membawa mereka pada kesenangan atau kesedihan yang besar..
Itu pilihan!
Setiap orang bahagia dengan caranya masing2..
Naaaah, saya pun juga..
pada akhirnya saya menyadari..
apa yang terjadi dalam hidup saya adalah kebahagiaan..
yak.. saya bahagia..
kalaupun saya sedih, berduka, kesal, kecewa, muram…
itu Cuma sementara… proses hidup dan belajar…
saya tau.. saya selalu bahagia…
memiliki-Nya, keluarga dan teman2 mencintai saya…

nb : postingan ini sudah saya posting sebelomnya nov, 2007 diblog pribadi friendster saya ,no piracy, hanya ingin berbagi  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun