[caption caption="www.bijaks.net"][/caption]Dalam kunjungannya menghadiri KTT AS-ASEAN di Amerika Serikat, presiden Joko Widodo menyempatkan untuk mengunjungi kantor facebook. Ada satu hal yang menarik dalam kunjungan tersebut. Selain disambut langsung oleh CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang hanya mengenakan kaos oblong dan terlihat cair, Jokowi sempat menuliskan sebuah pesan di dinding Facebook sebelum pergi. Pesan dalam bahasa Indonesia itu berbunyi, ‘Bersama Damai dalam Harmoni’. Kata itulah yang dituliskan Jokowi.
Facebook memang lagi digemari oleh masyarakat dunia saat ini, termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia termasuk jajaran negara yang masyarakatnya banyak mengakses facebook. Pesan damai yang ditunjukkan Jokowi di kantor Facebook ini, alangkah lebih baik juga diikuti oleh seluruh pengguna facebook, untuk terus menyebarkan pesan damai.
Selain facebook, twitter juga menjadi salah satu sosial media yang lagi digandrungi di penjuru negeri. Lagi-lagi, Indonesia juga merupakan jajaran negara yang masyarakatnya banyak menggunakan twitter. Jokowi pun menyempatkan diri berbincang dengan CEO twitter Jack Dorsey. Dalam akun twitternya, presiden menuliskan “Saya mengajak @Twitter ikut sebarkan pesan toleransi dan perdamaian dunia – Jkw.”
Ajakan Jokowi ini memang sederhana. Mengajak untuk menyebarkan damai. Simpel tapi mempunyai dampak yang luar biasa. Kita tentu masih ingat ketika bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat Terjadi. Melalui hashtaq KamiTidakTakut, telah mampu melahirkan dukungan dari internasional kepada Indonesia. Pesan ini seakan mengingatkan, untuk melawah terorisme tidak boleh dengan ketakutan. Dunia harus berani memerangi terorisme.
Seperti kita tahu, sosial media mempunyai peranan penting untuk menyebarkan informasi dari belahan dunia manapun. Namun, sosial media saat ini juga dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris, untuk menyebarkan paham kekerasan dan kebencian. Bahkan mereka juga seringkali melakukan rekrutmen, untuk mendapatkan pengikut melalui sosial media. Karena itulah, pesan damai dan toleransi harus terus diperbanyak di sosial media, untuk mencegah pesan-pesan kebencian yang juga dilancarkan kelompok tertentu.
Facebook sendiri, telah menyatakan komitmennya untuk melawan terorisme. Upaya perlawanan ini tentu dengan caranya sendiri. Begitu juga dengan twitter, yang masih rajin melakukan pemblokiran akun, yang menyebarkan radikalisme dan terorisme.
Sekali lagi, menyebarkan pesan damai itu simple, tapi mempunyai dampak yang luar biasa. Sudahkah kita melakukan itu? Setidaknya menghindari berburuk sangka dengan orang lain, menghindari pesan kebencian dalam keseharian. Karena berburuk sangka dan kebencian, berpotensi bisa menimbulkan gesekan atau konflik, yang menjauhkan kita dan lingkungan kita dari suasana damai. Karena itu, mari terus suarakan pesan damai diseluruh penjuru bumi ini. Peace!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H