Nusantara sebagai representasi Indonesia di masa lalu punya Sejarah panjang. Tak hanya persatuan yang telah dilampaui tapi juga perpecahan. Persatuan Nusantara yang saaat itu kejayaannya mencapai Malaka bahkan Thailand terjadi karena penguasa kala itu menghargai budaya lokal masing-masing wilayah. Kita bisa melihat jejak-jejak peninggalan kunjungan patih Gajah mada ke nusa Tenggara Timur. Kunjungannya itu tidak menimbulkan konflik, meski patih Gajah Mada berasao dari Jawa, di menghargai budaya-buaya yang berbeda dari tanah Nusa. Perpecahan terjadi karena pengaruh asing yang kemudian datang ke Nusantara dan kemudian memecah persatuan Nusantara.
Lalu Nusantara berproses yang kemudian akhirnya lahirlah Indonesia dengan nilai-nilai yang sama dengan Nusantara. Indonesia, negara dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya, telah melewati berbagai tantangan. Mulai dari hadangan dari colonial Belanda yang seakan tidak rela atas kemerdekaan Indonesia sehingga proses pasca proklamasi sangat keras dan pahit bagi Indonesia.
Setelah Merdeka kita berhadapan dengan sisi komunisme dan lain sebagainya. Faham yang berasal dari  luar yang tidak dimengerti dan dihayati oleh orang per orang dipastikan membawa perpecahan. Dan komunisme, meski  dengan berbagai kesalahan dari pemerintah saat itu, komunisme yang merupakan faham dari luar juga akhirnya mengecil dan tidak bisa berkembang saat ini di bumi Indonesia.
Kini kita dihadapkan dengan  ancaman faham transnasional yang mulai punya pengaruh negative pada masyarakat. Bisa dikatakan negative karena pada banyak aksi masyarakat yang terpengaruh faham ini selalu menyodorkan syariat Islam sebagai dasar negara yang menurut mereka harus diterima oleh semua lapisan masyarakat Indonesia, terlebih Indonesia punya mayoritas openduduk beragama muslim. Namun berdasarkan konstitusi, Indoensia yang beraneka ini tidak bisa berlandasakan satu agama saja .
Berbagai konflik dan perpecahan di masa lalu. Dengan sejarah yang dimiliki oleh Indonesia, sudah semestinya pemerintah dan masyarakatnya mampu menjadikan sejarah tersebut menjadi landasan untuk membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan.. Supaya kita lebih kokoh lagi bersatu. Pengalaman adalah guru terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H