Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ukhuwah, Faktor Penggerak Positif Umat

17 September 2021   10:03 Diperbarui: 17 September 2021   10:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sesuatu yang menarik dari pernyataan ulama dan tokoh muslim yang terkenal yaitu Quraish Shihab. Pernyataan itu adalah soal ukhuwah islamiah yang biasanya orang mengartikan sebagai persaudaraan sesama atau antara orang Islam saja.

Misalnya kita melihat orang-orang Rohingya yang diperlakukan tidak adil oleh negara nya dan kemudian memutuskan mengungsi dr negara asalnya ke beberapa negara lainnya. Atau jika kita perhatikan konflik Palestina dan Israel. Konflik politik itu begitu menyengsarakan rakyat Palestina yang terusir dari tanahnya sendiri. Hidup mereka menjadi sangat kacau.

Namun sebenarnya arti Ukhuwah tidak sesempit itu. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Ukhuwah Islamiyah sebenarnya jauh lebih luas dari itu yaitu berarti persaudaraan dengan dasar nilai-nilai Islam. Nilai-nilai Islam yang dimaksud adalah perdamaian, keadilan, dan kesetaraan.

Dimensi nilai-nilai Islam dalam konteks ini amatlah luas; bersaudaralah dengan siapa pun, tetapi harus tetap berpegang kepada prinsip perdamaian, keadilan, dan kesetaraan. Kita bersaudara dengan pihak lain demi mewujudkan perdamaian. Kita bersaudara dengan agama lain harus berpegang pada keadilan. Dan, tentu dalam semua hubungan itu, kita tak boleh membeda-bedakan, semuanya adalah sama dan setara.

Kita bisa melihat ini saat nabi Muhammad mulai mendiami Madinah. Dia membuat beberapa aturan yang dianggap adil dan memuaskan bagi semua pihak, termasuk dengan umat dan suku lain sehingga kejadian seperti saat tinggal di Makkah tidak terulang lagi. Aturan itu membuat semua pihak menerima dan akhirnya bisa hidup bersama dengan harmoni.

Pemaknaan yang lebih luas ini lebih realistis diterapkan dibanding ukhuwah dengan pemaknaan sempit; seakan kita hanya peduli dengan orang atau pihak yang satu golongan saja. Semisal kita peduli dan mengirimkan bantuan ke Palestina namun tidak peduli dengan tetangga dekat rumah kita yang menderita karena di-PHK saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Hakekat persaudaraan menjadi tidak bermakna karena hal ini.

Pemaknaan ukhuwah yang lebih luas ini tidak terikat pada batas etnis, primodial, bahasa atau keyakinan bahkan politik yang dianut. Pemaknaan ukhuwah dalam konteks ini adalah bahwa selama masih dalam koridor nilai-nilai Islam, maka kita diperkenankan berteman atau bersaudara.

Pemaknaan ukhuwah yang lebih luas ini menjadi perekat sekaligus penggerak yang positif bagi seluruh umat. Orang bisa saling bantu tanpa melihat identitas satu sama lain. Seseorang akan mampu bersimpati dengan sesama manusia yang membutuhkan pertolongan yang kebetulan kita temui saat melintas dll

Karena itu berhentilah bersikap sempit karena sebenarnya itu tak akan berguna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun