Banyak dari kita menganggap puasa adalah satu ujian. Jika ujian itu selesai maka kita berhadapan dengan rutinitas kembali seperti sebelumnya. Rutinitas itu dijalani dan dan kita akan kembali bertemu dengan bulan Ramadan. Itu terjadi berulang dan kita hanya menganggap itu sebagai rutinitas belaka.
Padahal Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa, jauh melampaui bulan-bulan lain dalam penanggalan Islam. Terutama tahun ini merupakan Ramadan yang amat special karena seluruh umat di dunia- apapun agamanya harus berhadapan dengan pandemic yang cukup berbahaya karena belum ditemukan vaksin untuk menangkalnya.
Sehingga umat muslim yang menjalani puasa di bulan Ramadan kali ini  memang mengalami sesuatu yang berbeda sedikit dengan sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah salat tarawih bahkan salat Idul Fitri yang dilakukan di rumah masing-masing. Kerumuman dilarang karena akan memicu perpindahan virus yang tidak kita ketahui. Mobilitas penduduk dari dan ke luar kota juga dibatasi sehingga tradisi mudik yang merupakan budaya Indonesia, tidak bisa dilakukan. Memang ada beberapa orang berhasil mudik atau pergi ke kampung halaman ketika puasa tetapi sebenarnya tindakan itu berbahaya bagi penduduk yang dikunkungi pendatang tersebut.
Sehingga puasa dan Idul Fitri lalu adalah sesuatu yang menuntut kita untuk lebih pengendalikan diri dalam banyak hal. Mengendalikan diri untuk tidak berkumpul dengan teman dan rekan-rekan. Mengendalikan diri untuk tidak salat bersama di masjid meskipun itu adalah wajib sebagai umat beragama dan kita ingin melaksanakan itu sebaik-baiknya. Kita juga harus mengedalikan segala emosi kita untuk tidak mudik ke kampung karena berbagai resiko yang harus ditanggung sebagai dampaknya. Banyak kasus yang memperlihatkan perpindahan virus itu melalui orang yang dekat (keluarga) yang berasal dari luar kota atau pernah keluar kota.
Ramadan lalu memang Ramadan dan puasa yang luar biasa, dan sebagian dari kita yang dapat melampauinya, Ramadan kemarin adalah ujian untuk mengendalikan diri dengan baik untuk banyak hal terkait Covid-19.
Karena sampai saat ini pandemi tersebut masih  menghantui kita maka kita layak untuk selalu mengendalikan diri seperti halnya Ramadan kemarin. Kita harus ingat soal pmbatasan fisik; kita harus peduli dengan kesehatan dan keselamatan orang lain. Jangan karena egoisme kita, orang lain jadi korban; bahkan meregang nyawa.
Semangat pembatasan itu yang harus selalu kita pegang dan ingat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H