Mohon tunggu...
Yolyz Seren
Yolyz Seren Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sheren

Sampingan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Overthinking dan Sepotong Teknik Anti Pening

29 September 2021   22:28 Diperbarui: 1 Februari 2022   01:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bob Miglani, seorang tokoh sekaligus penulis best seller asal India, dalam bukunya “How India Taught Me to Stop Overthinking and Start Living”, menyimpulkan tiga cara sederhana untuk mengatasi overthinking. Antara lain:

  • Jangan terlalu banyak menganalisis
  • Jangan terlalu banyak membuat rencana
  • Jangan mencoba untuk memprediksi masa depan

Iya, begitu saja. Mungkin terlihat berbeda dengan saran-saran di luar sana. Kali ini, kita cuma butuh tiga sikap untuk menghilangkan beban di dalam kepala.

  • Jangan terlalu banyak menganalisis

Banyak menganalisis, berarti banyak memikirkan hal-hal detail. Kita sibuk membuat pikiran kita terfokus pada banyak titik kecil, dan terus mengerucut. Muncul ketidakpuasan bila kita tidak mengupas sampai ke akarnya. Rasanya ada yang kurang.

Padahal, terlalu banyak menganalisis membuat pikiran kamu menumpuk. Baru di tahap ini saja, sudah overthinking. Oke, bila hasilnya nanti sesuai dengan apa yang dipikirkan. Namun bagaimana bila tidak? Sudahkah kamu mempersiapkan diri untuk kekecewaan?

  • Jangan terlalu banyak membuat rencana

Hal ini pasti terdengar menggelikan bagi beberapa orang, tetapi ini benar adanya. Ya! Jangan terlalu banyak membuat rencana. Overthinking biasa terjadi karena kita terlalu banyak membuat persiapan dan memikirkan itu semua secara bersamaan.

Ingat, tidak semuanya berjalan sesuai dengan yang ada di dalam kepala. Hidup kita yang kompleks ini penuh oleh kejutan dan hal-hal spontan. Hari ini kita sibuk mengatur banyak rencana tentang bagaimana besok harus berjalan, tetapi  apa kita sudah siap bila kenyataan di luar sana tidak mendukung lancarnya rencana yang sudah kita persiapkan?

  • Jangan mencoba untuk memprediksi masa depan

Bagaimana jika besok laptop saya rusak? Bagaimana jika besok saya tidak lancar presentasi? Bagaimana jika besok dosen yang saya temui, tidak bersahabat? Terlalu banyak “bagaimana jika” di sini, dan kepala kita rasanya makin penuh saat kita memikirkan hal-hal yang belum datang.

Kita sejatinya tidak bisa mengira-ngira apa yang terjadi besok. Bila dilihat ke sekeliling, kehidupan itu sangat unik. Dunia ini sangat luas, dan penuh oleh miliaran kemungkinan. Kemungkinan yang bahkan belum pernah kita bayangkan sebelumnya, dan sejatinya tidak bisa diprediksi.

Apa yang terjadi besok, maka terjadi besok. Mau bagaimanapun, yang terjadi sehabis ini berada di luar kemampuan kita sebagai manusia. Kita, makhluk yang memiliki batas ini, tentu tidak mampu memprediksinya. Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukannya.

Pada akhirnya, kita harus bisa melepaskan. Membuang yang tak penting, melupakan apa pun yang membuat pening. Ketahui batasan dirimu, sebab waktu akan terus maju. Lepaskan beban berat kita saat ini, dan overthinking tidak perlu datang lagi.

Dan, pada akhirnya ... kita semua harus mencoba. Tak ada masalah yang akan hilang begitu saja bila kita tidak berupaya. Seberat apa pun hari ini, esok pagi harapan masih menanti. Dan ingat, yang kau takutkan tak ‘kan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun