Mohon tunggu...
Yolyz Seren
Yolyz Seren Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sheren

Sampingan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Overthinking dan Sepotong Teknik Anti Pening

29 September 2021   22:28 Diperbarui: 1 Februari 2022   01:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tenangkan hati

Semua ini bukan salahmu

Jangan berhenti

Yang kau takutkan, tak ‘kan terjadi

Beberapa dari kita pasti sudah pernah mendengarkan penggalan lagu itu, ‘kan? Benar sekali. Refrein lagu “Rehat” dalam album “Mantra-Mantra” milik Kunto Aji yang mengatakan pada kita, bahwa apa saja yang belum terjadi tak usah kita risaukan. Tidak perlu dipikirkan dalam-dalam hingga membuat kepala sesak oleh beban. Overthinking pun, tak payah datang.

Ya, fenomena seperti itu disebut overthinking. Apa sih, overthinking?

Manusia adalah makhluk yang berpikir, dan overthinking adalah buah dari itu. Perilaku alamiah yang menyebabkan proses berpikir dan mayoritas dialami oleh manusia ini, disebut overthinking (Theodorus dkk., 2021). Bukannya baik, overthinking malah bisa membuat penderitanya cemas berlebihan. Hal itu bisa saja terjadi karena apa yang sudah dipikirkan dan kenyataan sebenarnya tidak selaras. Di tahap selanjutnya, bisa saja penderita overthinking tertekan oleh ketidakselarasan itu.

Tak disangka, berpikir berlebihan seperti ini sanggup membuat kesehatan seseorang terganggu. Jadi tidak hanya psikis, tetapi fisik juga terkena dampak dari overthinking. Apalagi, overthinking sulit dicegah kalau kita tak bisa mengontrol otak kita. Pada keadaan lain, bisa saja kemajuan dalam hidup akan terhalangi.

Overthinking itu melelahkan. Tanpa sadar ia menggerogoti isi kepala kita, membuatnya penuh oleh kabut hitam. Rasanya, tumpukan pikiran itu membuat otak hampir pecah. Rasanya, kita dibawa ke titik terlemah.

Bukannya selesai dengan memikirkan banyak hal, tanpa sadar kita terbebani oleh pikiran kita sendiri. Jenak setelahnya, bingung pun mulai menghampiri. Tidak berhasil menemukan titik temu, pada akhirnya kita malah berjumpa dengan jalan buntu.

Lalu, apa yang harus kita lakukan habis ini selain mengubah diri? Kita tentu tidak ingin terus-terusan berada di dalam kubangan hitam bernama overthinking ini. Sebab hidup kita akan jauh lebih berantakan daripada yang kita kira, dan hal itu tidak akan teratasi bila kita tidak mengubahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun