Â
Senin, 23 Oktober 2023 bertempat di SDN Tajur 3 Kota Bogor dilaksanakan diseminasi oleh Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 Kota Bogor. Kegiatan dengan judul "Menyebarkan Pemahaman dan Penerapan Pengalaman Budaya Positif" ini berlangsung lancar. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah serta guru-guru SDN Tajur 3.
   Konsep inti budaya positif yang dipaparkan antara lain perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan, kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol guru, keyakinan kelas dan segitiga restistusi. Semua materi yang dipaparkan ini ada dalam Modul 1.4. Budaya Positif pada materi Pendidikan dan Pelatihan Calon Guru Penggerak.
   Kegiatan diawali dengan kegiatan pemantik untuk merubah paradigma stimulus respon ke pendekatan teori kontrol. Dua orang rekan guru maju ke depan untuk memperagakan kegiatan tersebut. Pada kegiatan ini, satu orang guru mengepalkan tangannya dan membayangkan bahwa apa yang ada di tangannya adalah sesuatu yang berharga. Sementara satu orang guru lainnya berusaha dengan segala cara agar dapat mempengaruhi sehingga temannya tersebut bersedia membuka kepalan tangannya. Kegiatan ini selain memberikan gambaran tentang kontrol diri juga menjadikan kegiatan diseminasi menyenangkan.
   Disiplin positif menjadi pembahasan berikutnya, disiplin positif merupakan suatu satu cara untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa ancaman, hukuman maupun penghargaan. Hal ini berkaitan erat dengan motivasi perilaku manusia.
   Nilai-nilai kebajikan dan kebutuhan dasar manusia menjadi pembahasan selanjutnya yang tentunya menarik untuk disimak. Kebutuhan dasar manusia antara lain kebutuhan untuk bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan , kebebasan dan kesenangan.
   Pemamparan tentang hukuman, konsekuensi dan restitusi menjadi topik yang menarik. Kepala sekolah dan guru ikut aktif memberikan masukannya terkait suatu permasalahan yang ditampilkan. Mereka antusias menyimak paparan tentang hukuman dan konsekuensi, sehingga dapat dengan mudah memilah suatu kasus yang termasuk hukuman atau konsekuensi.
   Penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer merupakan lima posisi kontrol guru yang sering dilakukan. Setelah mengamati video yang ditampilkan, kepala sekolah dan para guru merefleksikan pertanyaan terkait posisi dirinya sendiri. "Posisi kontrol apakah aku?" sebuah pertanyaan yang hanya mampu dijawab dengan jujur oleh diri sendiri.
   Pemaparan melangkah ke materi keyakinan kelas. Keyakinan kelas ini telah dilaksanakan di kelas yang diampu CGP. Tahapan pertama pada pembentukan keyakinan kelas yang telah dilaksanakan adalah mempersilahkan peserta didik mencurahkan gagasannya terkait keyakinan kelas dan menuliskannya pada selembar kertas "post it", kemudian menempelkannya ke kertas "plano" yang telah disediakan guru. Langkah selanjutnya Menyusun keyakinan kelas dengan mengganti kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif. Tinjau ulang untuk menemukan nilai kebajikan. Jika telah ditinjau ulang dan disetujui, semua warga kelas menandatangani keyakinan kelas tersebut dan dapat disimpan di tempat yang strategis yang dapat dilihat dan dibaca oleh semua warga kelas. Pengalaman yang telah dilaksanakan ini dapat membantu para guru dalam membuat keyakinan kelasnya masing-masing.
   Segitiga restitusi menjadi bagian penutup pada kegiatan diseminasi hari ini. Mensatabilkan identitas, validasi Tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan adalah tiga tahapan pada segitiga restitusi. Semua guru telah melakukan tahapan-tahapan tersebut hanya saja istilah segitiga restitusi baru pertama kali mereka dengar.
    Terakhir, harapan saya sebagai peserta diklat CGP Angkatan 9 Kota Bogor, dengan diseminasi tugas aksi nyata ini dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang budaya positif bagi kepala sekolah dan rekan guru khususnya, serta umumnya bagi semua warga sekolah. Terima kasih. Salam guru penggerak, tergerak, bergerak, mengerakkan!