Karena itu, kami di Tilong lebih memilih menyebutnya dengan istilah: Au aok bian. Seperti judul yang bertengger di atas tulisan ini. Sebutan itu berperan sebagai alat penghapus untuk menghilangkan sekat dan tembok pemisah yang kontra produktif itu.
Mereka yang pribumi tidak lagi bertepuk dada dan menonjolkan diri sebagai warga elit. Pendatang tidak pula dikelompokkan ke dalam ruang nonpribumi sebagai orang-orang nomor kesekian. Mereka malah bersatu dalam keberagaman demi memajukan Tilong. Orang Inggris menyebutnya: Unity in diversity. Atau dalam bahasa latinnya: E pluribus unum yang menjadi moto Amerika Serikat.
Begitu, teman. Jadi kami lebih senang memaki kata: Au aok bian. Apa gerangan arti kata itu dan dari mana datangnya? Ia adalah kosakata bahasa Timor. Arti hurufiahnya adalah: Sebelah badan/tubuhku.
Arti yang lebih mendalam dari tiga kata bahasa Timor itu adalah: Sanak saudaraku. Oleh karena itu, mereka bukan lagi orang lain. Mereka adalah darah dagingku. Mereka adalah aku. Seperti sepenggal syair dalam lagu karya grup band Noah: Separuh aku dirimu!
Tabe!Â
Tilong-Kupang, NTT
Snin, 27 September 2021 (16.50 wita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H