Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Harbabiruk, Itu Buruk!

12 Februari 2021   10:08 Diperbarui: 12 Februari 2021   10:35 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Jang harbabiruk! Begitu hardik orangtua kami di kampung, Kupang, bila kami berlaku tidak sopan. Frasa itu akan terdengar dari mereka bila kata-kata dan/atau sikap kami tidak berkenan. Itu cara mereka membentuk kami. Agar hingga dewasa nanti kami tidak harbabiruk.

Harbabiruk ini adalah terminologi bahasa Kupang yang aku sebut sebagai dialek Kupang. Istilah yang menggambarkan tabiat seseorang. Kosa kata yang menunjukkan sikap dan kecenderungan seseorang. Kata ini akan dilontarkan kepada mereka yang menunjukkan ketidaksopanan.

Dia adalah sebuah kecenderungan bertingkah laku. Bertingkah laku yang kurang terpuji. Tindak tanduk negatif. Perangai yang membuat orang-orang di sekeliling tidak nyaman. Bukan hanya tidak nyaman tapi juga jengkel dan berang.

Agar jelas mari aku ajak Anda menengok artinya di kamus. Kosa kata ini ada di dalam kamus Pengantar Bahasa Kupang karangan June Jacob dan Charles E. Grimes (2003:87). Di lema harbabiruk dijelaskan: "Tidak beraturan, sembarangan, haru-biru, kacau balau, kocar-kacir." Dia memiliki bentuk lain yaitu: Harba-biru.

Dari pengertian di kamus dapat diketahui bahwa harbabiruk juga bisa tentang suatu situasi. Yaitu keadaan lingkungan yang tidak atau kurang tertata. Kacau balau, tidak beraturan. Sedangkan sembarangan itu merujuk pada perangai seseorang. Yaitu takbisa mengontrol dan/atau mengatur diri pribadi.

Ketakmampuan mengontrol dan/atau mengatur diri sendiri berarti dilihat dari cara berpikir, cara berbicara dan cara bertingkah laku seseorang. Itu merupakan pencerminan kepribadiannya. Berarti bisa juga dikatakan bahwa ia memiliki sumber daya yang kurang baik, kalau tidak mau dikatakan bobrok.

Sebagai contoh dari cara berbicara adalah kata-kata yang terucapkan tidak menghargai orang. Kata-kata yang tidak senonoh. Artinya sering melontarkan kata-kata negatif dan/atau cacian. Kata-kata yang tidak mengorangkan orang lain. Kata-kata yang alih-alih membangun, justru sebaliknya merusak.

Sedangkan dari cara bersikap, bertindak dan bertingkah laku bisa berasal dari tampilan luarnya. Yaitu bisa berupa gaya berdandan dan/atau berbusananya yang tak pantas menurut umum. Juga tingkah polah saat berinteraksi dengan orang lain. Polah yang tidak etis menurut standar umum.

Sikap menghalalkan segala cara untuk kepuasan diri pun adalah harbabiruk. Mendapatkan keuntungan dengan cara memeras dan/atau menerima suap, itu juga harbabiruk. Intinya segala sesuatu yang melanggar norma umum yang berlaku di dalam masyarakat adalah harbabiruk.

Sudah sering kita mendengar orang omong harbabiruk di sekeliling kita. Omong harbabiruk di media cetak maupun audio visual. Juga di media sosial. Mereka melontarkannya tanpa menghiraukan dampaknya. Apakah menyakiti orang lain atau tidak?

Padahal mereka sangat paham dengan ungkapan ini: "Mulutmu harimaumu!" Ungkapan ini telah berubah mengikuti arah perkembangan jaman dengan teknologi yang semakin canggih. Perubahannya kini menjadi: "Jempolmu, jari jemarimu adalah harimaumu!" Artinya siapa pun wajib mengontrol kata-kata atau tulisannya. Toh, masih banyak yang tidak kapok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun