Di dalam Kelaga telah berkumpul semua anggota keluarga. Baik mereka yang baru datang maupun yang tuan rumah. Ada juga beberapa handaitaulan yang datang untuk menyaksikan jalannya ritual Rau Kattu.
Semua yang ada lantai dua Ammu Keppue ini duduk melingkar berbentuk oval. Setiap orang duduk berderet satu menurut bentuk lantainya yaitu oval. Karena semua menempatkan diri di pinggir, maka areal tengah kosong.
Area itu harus kosong demi mobilisasi dan lalu lalang orang. Selain itu juga agar semua pasang mata bisa menyaksikan mengikuti ritualnya yang akan berlangsung. Ritual Rau Kattu dipimpin oleh Mone Matta Para Ammu.
Mone Matta Para Ammu sebagai pemimpin berada di depan dekat tiang utama bagian Timur Ammu Keppue yang disebut Latarru. Di lantai dekat Latarru itulah kedua wadah Rau Kattu diletakkan sebelah menyebelah dan siap untuk dibuka.
Wadah pertama sebagai personifikasi orang yang pernah lahir dan sekarang sedang sakit diletakkan di sebelah kanan Latarru. Sedangkan wadah kedua sebagai perlambang orang yang sudah meninggal diletakkan di sebelah kirinya.
Sesudah rapi tertata kedua wadah tersebut, Mone Matta Para Ammu atau Mone Ammu mengambil seekor ayam. Ayam ini disembelih untuk menjamu tamu yang baru pernah datang, sudah tiba dan diterima dengan baik. Tetamu yang telah berada di Kelaga dalam Ammu Keppue.
Setelah ayam dieksekusi di Latarru di Kelaga, lalu diserahkan kepada mereka yang mengolahnya. Hanya dalam hitungan menit ia telah berubah menjadi potongan daging olahan yang siap disantap.
Potongan-potongan daging ayam yang sudah pasrah di wadah anyaman lontar itu diletakkan di depan dekat Latarru. Para tamu dipersilakan mengambilnya. Jadi yang boleh makan dagingnya adalah mereka baru berkunjung dan hadir di Ammu Keppue.
Ayam pertama beres. Sekarang giliran ayam kedua. Ini untuk menjamu semua yang ada di Kelaga. Ayam ini sebagai suatu penanda ucapan syukur. Tanda sukacita bahwa Rau Kattu sudah tiba dengan selamat di Ammu Keppue.
Ayam inipun diperlakukan dengan cara yang sama. Dan, lagi-lagi. dalam hitungan menit ia sudah terhidang tersaji siap santap. Semua dipersilakan menikmatinya dengan prosedur yang sama. Yaitu setiap orang datang, mengambil dan kembali ke tempatnya lalu menikmatinya dengan ucapan syukur.
Setelah tuntas, Rau Kattu di wadah pertama dibuka. Wadah yang berisi: Celana dan sarung yang dikenakan saat mendiang putus nyawa, sirih dan pinang. Ini sebagai perlambang orang yang pernah lahir dan sekarang sedang sakit. Wadah yang diletakkan di sebelah kiri Latarru atau di bagian kanan kami yang menyaksikan.