Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Onederful

10 Agustus 2020   06:09 Diperbarui: 10 Agustus 2020   06:52 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awal semua perhitungan ditandai dan dimulai dari dan dengan angka satu. Satu menjadi penting karena dia menjadi penentu selanjutnya. Tidak bakal ada penambahan perhitungan angka seterusnya bila tidak dimulai dari satu.  

Lanjutan dari satu ia akan menjadi dua, tiga dan seterusnya. Berlipat kali ganda. Beranjak dari satu sebagai angka tunggal. Satu dijit. Dia akan dan bisa berkembang menjadi dua dijit. Tiga dijit. Dan berdijit-dijit tak terhingga.

Perhitungan semacam itu adalah keniscayaan. Yaitu perhitungan yang berawal dari angka bernilai terendah, satu. Angka yang mengagumkan, bukan? Karenanya aku menyebutnya dengan satu kata yang mengagumkan pula: Onederful. Kenapa?

Hendaklah puan-puan dan tuan-tuan mahfum bahwa ini adalah hari yang mengagumkan bagiku. Sebuah hari yang dahsyat dan ajaib. Karena Tuhan menenun aku dengan mengagumkan. Ya, hari ini adalah hari lahirku. Hari jadi yang pertama.

Andai diteliti dengan seksama, pembaca akan menemukannya. Bahwa hari ini tanggal sepuluh. Ada angka satu dan nol. Satu melambangkan jumlah usiaku. Sedangkan sepuluh di bulan ini, Agustus, menandai hari lahirku.

Jadi hari ini, satu tahun yang lalu aku lahir. Lahir secara sesar di Rumah Sakit Bethsaida Gading Serpong Tangerang, Banten. Waktu itu hari Sabtu. Jam kosong enam empat kosong Waktu Indonesia Barat. Aku lahir dengan berat dua delapan sembilan kosong gram. Panjang badanku adalah empat puluh selapan sentimeter.

Emang kalau dilihat dari berat dan panjang badan adalah ukuran yang normal. Artinya tidak terlalu pendek atau panjang. Termasuk berat badanku juga masih berada di zona rerata. Tidak terlalu kecil atau besar. Pas.

Rasanya aku juga harus beritahukan orang-orang hebat di balik proses lahirku. Mereka adalah dr. Adriana Kumala Dewi, Sp. OG., dan dr. Christiana Rachmawati, Sp.A. Kedua dokter hebat ini dibantu oleh bidan Anna Agustina, Am.Keb.

Empat jam mereka habiskan waktu demi bisa membuatku menghirup udara dunia. Waktu yang lumayan lama sejak Mama masuk ruang ajaib itu. Kubilang ajaib karena Mama masuk ruangan sendiri tapi akhirnya keluar jadi dua sama aku. Ajaib, bukan?

Mama waktu di dalam kamar ajaib itu, Papa mondar-mandir. Papa begitu karena ada dua alasan. Pertama, Papa urus semua administrasi sehubungan dengan proses kelahiranku. Kedua, Papa gelisah dan galau dengan berbagai pikiran yang berkecamuk. Tapi berakhir dengan sebuah kekaguman. Lagi-lagi hebat, bukan?

Incredible! Ya, luar biasa! Karena menurut keterangan dokter mustahil aku ada. Sebab aku tidak sendiri di dalam rahim Mama. Ada myom katanya. Itu semacam pengganggu yang bisa menghambat perkembanganku. Dan bisa berakibat fatal. Tapi aku ada hari ini. Berarti luar biasa, bukan?   

Aku berkembang sehat dengan hebat dan luar biasa. Tidak ada lain kecuali Tuhan Yesus yang membuat segalanya hebat dan luar biasa. Sebab itu patut kubilang seperti kata pemazmur: "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku...Kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat...." (Mzm. 139:13-14).

Hebat sungguh Tuhan itu. Dan memang hanya Dia yang hebat. Maka Dia berpesan lewat nabi Yeremia agar jangan ada orang yang memegahkan diri. Bermegah dengan segala yang dimilikinya. Entah kekuatan, entah kekayaan.

Hendaklah ia bermegah karena mengenal Allah. Begini lengkapnya: "...Siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena...ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi;...." (Yer. 9:24).

Aku berharap dan berdoa agar aku tetap mengandalkan-Nya dalam hal apapun. Semoga atas bimbingan Papa Mama aku tetap dan terus hidup seturut kehendak Tuhan. Semoga atas pertolongan Tuhan pula aku menjadi berkat bagi banyak orang.

Rencana Tuhan atas hidupku pasti luar biasa. Walalu aku belum sepenuhnya pahami. Malah tak dapat kupahami. Biarlah kuberjalan bersama Dia saja. Itu sudah cukup bagiku. Biarlah kunikmati apa yang Dia beri hari lepas hari.

Tugasku hanya percaya saja. Percaya sepenuhnya dan tidak berpaling dari pada-Nya. Ketika itu kulakukan maka Ia tidak pernah lalu dariku. Bila aku bergantung sepenuhnya seerat-eratnya pada-Nya maka Dia tak akan meninggalkanku.

Asalkan mataku hanya tertuju pada-Nya. Asalkan hatiku hanya berpaut pada-Nya. Asalkan aku tidak bimbang. Asalkan aku tidak berbalik dari pada-Nya. Maka Ia pun tak akan lalai dari janji-Nya. Ya, semua itu mungkin. Tak ada yang mustahil.   

Namun aku juga bermohon pada pembaca agar sudi dukung aku dalam doa. Biar apa yang sudah kuutarakan di atas bisa terwujud. Lebih dari itu, agar aku tidak jumawa dan bersikap mentang-mentang. Sebab doamu adalah kekuatanku!

Tentunya aku pun akan senantiasa berdoa. Berdoa untuk diri sendiri dan untuk semua orang. Sebab aku ingin menyenangkan hati Tuhan. Sehingga suatu saat nanti Dia dapat dengan senang hati berkata kepadaku: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia...." (Mat. 25:21, 23).

Onederful! Ya, memang mengagumkan. Kiranya Tuhan berkenan mengabulkan doa Papa Mama serta doa semua pembaca. Agar aku bisa terus dan tetap bertumbuh dalam Tuhan. Dengan demikian aku bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Itu bukan berarti bersenang-senang di atas kesenangan. Tetapi artinya menjadi pribadi yang suka menolong dan memberkati. Wow, onederful!

Selamat ulang tahun yang pertama

ALPHA JEREMIAH HARTANTO!

Tuhan Yesus Meberkati berlimpah-limpah!

Tilong-Kupang, NTT

Senin, 10 Agustus 2020 (06.44 wita)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun