Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

How Good is His English?

4 Agustus 2020   08:52 Diperbarui: 4 Agustus 2020   08:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perawakannya seperti Presiden Donald Trump baik raut wajah, model dan warna rambutnya. Postur badan, gaya bicara dan juga gaya berjalannya tak ada bedanya. Semuanya sama persis dengan Donal Trump.  Ia tidak bisa berbahasa Indonesia. He only speaks English every day.

"Di atas, Pak. Di ruang P.E. Saya mengajar grade 2." Jawabku mengurai memberi penjelasan atas pertanyaan sesudah kududuk.

"Setelah itu karena lapar, saya pergi makan. Saya tidak melalaikan tugas," sambungku selanjutnya.

"Sebab dia mencari Anda, dan tidak ketemu. Itu yang membuatnya marah dan menyangka Anda tidak mengajar. Sampai dia bertanya: 'How good is his English?' Itu makanya saya memanggil bapak untuk menanyakan hal ini."

Aku hanya menundukkan kepala. Tenggorokanku terasa kering. Aku sadar tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Setelah pertemuan itu aku bertekad dalam sanubari. "Someday, sooner or later, you will know me. And you will be very sorry of what you are saying." Dadaku bergemuruh.

Menyadari kekuranganku dalam penguasaan bahasa impor ini aku tak berpangku tangan. Setelah kejadian itu aku menuntut memaksa diri dengan belajar serius. Aku mengasah diri lewat membaca dan menulis dalam bahasa Inggris.

Aku membaca buku-buku cerita ringan dan serius yang kupinjam dari perpustakaan sekolah. Lewat membaca itu pula, dengan sendirinya aku bolak-balik membuka kamus. Dengan demikian semakin hari perbendaharaanku terus bertambah. Walaupun tidak sehebat mereka yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris secara akademik.

Tidak hanya membaca dan menulis. Aku pun berusaha sebisa mungkin berbicara sepotong-sepotong dalam bahasa Inggris dengan guru dan/atau murid. Salah atau benar aku tak ambil pusing. Tak perduli. Aku libas terus ber-cas cis cus in English.

Kenekadanku tidak sia-sia. Suatu saat di dalam perpustakaan aku sedang bercakap-cakap dengan seorang teman guru. Kebetulan Lee Roy berada di balik rak-rak buku yang menghalangi.

Ia berteriak: "Yolis, is that you?"

Dengan suara nyaring, lantang aku membalasnya: "Yes, I am. Is there anything strange?" Dengan lancar dan percaya diri aku menyampaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun