Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Jadi Guru

25 Juli 2020   08:23 Diperbarui: 25 Juli 2020   08:17 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku menjadi salah satu sorotan (perhatian) dan dikenal oleh guru dan siswa dari semua jenjang. Itu karena selain naik dengan predikat terbaik, juga karena di kelas dua (sebelas itu) aku mulai aktif dalam setiap kegiatan sekolah.

Namun kawan, biarpun sebagai seorang 'public figure' aku hanyalah seorang siswa di sekolah. Sebagai siswa aku tidak kebal hukum. Hal apapun bisa terjadi kapan saja atas diriku. Seperti ini. Aku mengalami satu kemalangan yang memalukan yang hampir membuat namaku cacat.

Begini ceritanya!

Waktu itu adalah jam pelajaran Fisiologi -- Ilmu Faal. Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh manusia dalam keadaan normal. Diam. Gurunya adalah Drs. Marten Apono yang biasa kami panggil Pak Ateng Apono.

Ia lulusan Sekolah Tinggi Olahraga Jakarta. Entah tahun berapa. Beliau juga adalah mantan atlet nasional dalam cabang olahraga tinju dan panahan. Jabatannya pada waktu itu adalah wakil kepala sekolah.

Aku biasa dan selalu duduk di barisan bangku paling depan. Tidak hanya untuk pelajaran ini. Tetapi untuk semua mata pelajaran dan di jenjang atau kelas berapa pun. Itu aku lakukan karena ukuran tubuhku kecil. Jadi aku harus duduk paling depan agar bisa melihat dengan leluasa.

Namun hari itu aku terserang sakit perut yang teramat sangat. Meskipun demikian aku tak mau ketinggalan pelajaran karena pelajaran ini cukup sulit. Terlalu banyak kata asing. "Pusssiiiing," kata Pegy salah seorang pesohor tanah air.

Oleh karena itu aku memaksakan diri ikut. Aku menempati bangku paling belakang agar tidak menimbulkan ekses yang tidak dikehendaki. Akibat sakit perut itu aku lemas total. Pucat dan tak bertenaga.

Jam belajarnya di dua jam pelajaran terakhir. Artinya selesai belajar Fisiologi, pulang. Selama belajar semua berjalan lancar. Aman terkendali. Tidak ada kejadian yang berdampak apapun. Kami menyelesaikan sesi ini dengan baik.

Tetapi ketika ketua kelas mengajak kami semua berdiri untuk memberi salam ada yang ganjil. Ada yang mengeluarkan kata-kata yang tidak biasanya. Entah apa? Aku sungguh-sungguh tak konsentrasi lagi. Tak sanggup menahan rasa melilit.

Pak Ateng yang sudah berada di bibir pintu, urung meneruskan langkahnya. Ia malah berbalik ke mejanya dan meletakkan kembali buku-bukunya. Ia menghadap kami, lalu bertanya: "Siapa itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun