Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Jadi Guru

25 Juli 2020   08:23 Diperbarui: 25 Juli 2020   08:17 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku justru mengontrolnya dengan belajar lebih giat dan latihan lebih keras (mempertajam dan memperhalus keterampilan dalam olahraga). Aneh memang. Tapi begitulah adanya. Itulah awal aku tahu artinya suka dan jatuh cinta pada makhluk yang bernama perempuan.

Aku ingin napak tilas sedikit. Memutar kembali untuk memperlihatkan kepada pembaca apa yang terjadi dengan diriku di kelas satu. Kelas sepuluh. Di kelas satu atau sepuluh aku duduk sebangku dengan Aloysius Kase.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala SD Abdi Siswa yang berlokasi di Taman Meruya Ilir Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Sekarang-sekarang ini ia sedang menekuni profesi baru sebagai wiraswastawan. Sekedar berbagi informasi tentang temanku ini.

Aloysius dan aku bertubuh kecil maka kami selalu duduk di barisan paling depan. Dekat dengan meja guru dan papan tulis. Dengan demikian setiap guru yang mengajar di kelas itu akan gampang menjangkau kami.

Suatu ketika kami belajar bahasa Inggris. Jam pelajaran bahasa Inggris. Gurunya adalah istri kepala sekolah. Ibu Didi, demikian kami mengenalnya. Orangnya humoris tapi tegas. Berperawakan tinggi dan tegap.

Caranya mengajar enak dan mudah dipahami. Kami semua menyukai dan menikmatinya dengan antusias. Hanya aku yang tidak paham. Terlanjur jengkel semenjak di sekolah menengah pertama.

Guruku ini selalu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sekarang baru aku paham bahwa pengajaran bahasa yang benar adalah yang demikian. Langsung menggunakan bahasa yang sedang dipelajari. Apapun bahasanya. Itu aku dapati setelah mengeksplorasi buku-buku bahasa, termasuk inggris.

Ibu Didi selalu berbicara bahasa Inggris. Maksudnya agar telinga kami terbiasa mendengar kata-kata bahasa itu. Selain aktif mendengar kami juga didorong untuk mengucapkannya.

Dengan metode itu ia berharap kami semua dapat dengan lancar ber-cas cis cus. Berbicara bahasanya Pangeran Charles tersebut. Kecuali kalau menjelaskan tentang sesuatu konsep kebahasaan yang rumit, ia akan menggunakan bahasa Indonesia.

Aku tak memiliki fondasi yang baik dalam bahasa ini. Sekali lagi karena terlanjur terluka saat di esempe. Maka setiap kali Ibu Didi, guruku itu mengucapkan kosa kata bahasa Inggris, aku dan Aloy malah membahasnya dengan dan dalam bahasa Timor.

Perkenankan aku mengulas sedikit hubungan bahasa Inggris dan bahasa Timor. Tepatnya Timor Dawan. Yang Aloy dan aku otak atik seturut hati tergelitik. Begini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun