Kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan aktifitas yang dilakukan oleh hampir seluruh mahasiswa menengah sampai akhir sebagai bentuk pengabdian serta kepedulian mereka terhadap individu lain, yang dalam hal ini, subjek sasarannya ialah para warga desa yang membutuhkan suatu dorongan guna mengembangkan segala potensi milik desa secara maksimal. Seperti apa yang terjadi pada salah satu universitas swasta kebanggan Surabaya, yakni kampus merah-putih, Universitas 17 Augustus 1945 Surabaya saat mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tanggal 4 Januari diawal tahun 2023 ini.
Dari berbagai tujuan desa di area Jawa Timur, salah satu fokus pun terarah pada Desa Banggle, Kecamatan Kanigoro, Kecamatan Blitar, sebagai salah satu desa dengan kemampuan apik mereka dalam penanggulangan sampah, terutama pada jenis sampah rumah tangga. Pasalnya, persis seperti apa yang kerap kita temui, tidak hanya sekali atau dua kali penanggulangan sampah jenis ini kurang terurus dengan baik sehingga pembusukan terjadi dengan cepat, bahkan sampai  mampu berkembang menjadi sarang penyakit bila terus dibiarkan begitu saja. Sedangkan di sisi yang lain, produksi sampah rumah tangga ini terus terproduksi setiap menit tanpa henti.
Melalui permasalahan tersebut, Desa Banggle lantas menemukan suatu inovasi baru ramah lingkungan yang dapat mengurangi jumlah sampah jenis ini, yakni dengan memanfaatkan kinerja dari binatang maggot. Maggot? Benar, ulat dari hasil perumbuhan telur lalat Black Soldier Fly (BSF) ini nyatanya adalah sebuah senjata ampuh yang berhasil menekan jumlah sampah organik dan rumah tangga secara praktis dan tentunya, tetap ramah lingkungan.
Meski demikian, sayangnya, usaha perkembangbiakan maggot ini masih terbilang jarang di Desa Banggle sendiri, mengingat bagaimana wawasan yang kurang memadai merupakan faktor paling utama mengapa beberapa warga desa yang dulu pernah mencoba untuk mengenyam usaha ini harus menelan pil pahit akibat kerugian yang mereka alami. Diakibatkan oleh hal tersebut, dampak negatif lain seperti sulitnya perluasan jaringan pasar usaha maggot sampai ke telinga masyarakat luas pun hadir sebagai masalah yang perlu untuk ditanggulangi.
Dengan harapan untuk membawa sebuah solusi atas permasalahan yang ada, saya, Yolanda Shelina Susanto, selaku mahasiswa Sastra Inggris peserta KKN (R-18) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dengan bimbingan dosen Bapak Mochammad Fredy, S.Pd., M.Pd., lantas mengusulkan sebuah program kerja berbasis pelatihan kepada pemilik usaha perkembangbiakan maggot dengan mengandalkan media sosial sebagai sarana terbaik untuk pemberian edukasi kreatif serta memanfaatkannya sebagai wadah baru agar dapat memperluas jaringan pemasaran maggot sampai ke telinga masyarakat luas.
Melalui penggunaan konten sosial media Instagram, saya pun menciptakan konten yang ringan namun tetap inovatif untuk mengenalkan maggot kepada masyarakat luas dengan mengandalkan hasil wawancara langsung dari pemilik usaha perkembangbiakan maggot Desa Banggle, yakni Bapak Mujianto. Sementara di satu sisi yang lain, penggunaan media sosial Facebook difokuskan sebagai sarana jual-beli praktis antara calon konsumen dan pedagang. Sementara sebagai sarana transaksi online, saya juga telah melakukan pelatihan kepada pihak-pihak terkait mengenai dompet digital bernama Dana. Salah satu keuntungan dari penggunaan dompet digital ada pada aktifitas pengambilan uang oleh pihak terkait, sebab penarikan uang tidak perlu lagi dilakukan jauh-jauh dari rumah, melainkan cukup melalui minimarket terdekat seperti Alfamart saja.
Â
Melalui program kerja berupa pelatihan tentang pemanfaatan media sosial yang dilaksanakan, saya harap, penggunaan media sosial adalah jawaban paling tepat atas permasalahan yang ada, agar dapat digunakan sebagai solusi atau cara praktis yang tetap mengikuti tren modern dalam pembagian edukatifnya melalui konten maggot sembari memasarkannya kepada masyarakat luas.
#UntagSurabaya
#KitaUntagSurabaya
#UntukIndonesia