Apakah kita tahu, bahwa banyak jenis tanaman herbal yang tumbuh liar di hutan atau disekitar kita? Misalakan, tanaman loder salah satunya.Â
Memang tidak banyak yang mengetahui! Loder, begitulah masyarakat di Mahima-Kel. Wangkung-Kec.Reok- Kab. Manggarai-NTT menyebut namanya.Â
Masyarakat Mahima mengakui nama loder itu adalah dalam bahasa daerah, dan mereka tidak tau namanya dalam bahasa Indonesia. Bagi Masyarakat setempat menggunakan daun loder dalam pengobatan adalah kebiasaan yang diwariskan dari nenek moyang.
Secara morfologi batang loder berbentuk bulat, daun loder berwarna hijau, lonjong panjang, dan pada tepi daunnya bergerigi dengan unjung daun tajam, khusus pucuk daunnya berwarna coklat kemerhan.Â
Daun loder ini dapat menyembuhkan penyakit dalam, luka, keseleo, patah tulang, dan kecapaian. Untuk para pekerja berat, sangatlah nyaman menggunakan obat dari daun loder ini. Obat ini juga sangat baik diberikan kepada Ibu-ibu yang seudah melahirkan.Â
Menurut penjelasan Kakek KARI(82 tahun) yang ahli dalam mengolah daun loder ini. Dalam bahasa daerahnya obat hasil olahan daun loder dinamakan barak.Â
Barak inilah yang diberikan pada penderita luka, keseleo, pata tulang, juga ibu-ibu usai melahirkan. Barak atau obat hasil olahan daun loder ini dapat diberikan pada Ibu yang sedang hamil. Â
Akan tetapi, dianjurkan tidak boleh diberikan pada ibu hamil yang usia kehamilannya o-7 bulan, artinya barak atau obat hasil olahan daun loder ini hanya dapat diberikan kepada ibu hamil yang usia kehamilannya 8 bulan keatas.Â
Lanjut Kakek KARI(82 tahun) menjelaskan bahwa; barak atau obat herbal hasil olahan dari daun loder ini tergolong keras. "karena berdasarkan pengalaman saya, dua kali saya pernah memberikan obat ini pada Sapi  hewan peliharaan kami pada saat lagi bunting 3 bulan, dan akhirnya Sapi itu keguguran" tutur Nenek yang berasal dari Mahima ini.Â
Menurut keterangan Kakek bernama KARI (82 tahun) ini, daun loder ini merupakan obat pusaka. "Saya menyebutkan obat pusaka, karena obat ini diturunkan dari Nenek moyang secara turun-temurun, dan akan diturunkan oleh saya kepada Anak dan Cucu-cucu saya" ujar Kakek yang lahir 1943 ini.