Mohon tunggu...
YOLANSI HENDRIKUS MOAR
YOLANSI HENDRIKUS MOAR Mohon Tunggu... Peternak - Pecinta Alam

Petani yang senang menulis, ingin hidup bersosialisasi dan berorganisasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Itu

23 Oktober 2021   09:18 Diperbarui: 23 Oktober 2021   09:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi curi pandangan, Sumber:id.wikihow.com

SAAT ITU

Saat itu, aku melihat diri mu
Bibir ku kaku berat seperti batu
Terasah tubuh digoncang badai debuh
Karena tak mampu menahan perasaan ku

Saat itu, terasa tubuh terbakar api cinta mu
Niat ku besar panas membara
Tapi bibir ku tak mampu
Untuk mengatakan isi hati ku

Saat itu, aku menatap paras mu
Menambah getar didalam dada ku
Seperti jantung ingin memilki mu
Tapi diriku ragu, takut engkau tidak menerima cinta ku

Saat itu, Pikiran ku tak menentu
Jujur aku tak mampu
Karena kaku bibir ku, dan beku tangan ku
Hanya pandangan ku terus tertuju diri mu

Saat itu, aku memandang engkau
Kau buka kelopak mata mu
Terlihat jelas bola mata mu
Pandangan ku dan kamu menyatuh

Saat itu, engkau tersenyum
Membuat ku tahu
Bahwa engkau juga suka pada diri ku
Kata bibir dalam bahasa tubuh mu

Saat itu, hati ku dan hati mu sudah menyahuh.
Kini hanya rindu menyelimuti kalbu ku
Dan aku menunggu tepat waktu
Engkau juga menunggu, akan ku ungkapkan semua isi hati ku

Penulis: Olan D'goi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun