Mohon tunggu...
YOLANSI HENDRIKUS MOAR
YOLANSI HENDRIKUS MOAR Mohon Tunggu... Peternak - Pecinta Alam

Petani yang senang menulis, ingin hidup bersosialisasi dan berorganisasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tarian Caci Budaya Masyarakat Manggarai, NTT

3 Oktober 2021   03:45 Diperbarui: 3 Oktober 2021   06:14 2706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Reok | Compasiana.com


Pernah melihat atau mendengar tarian Caci? Caci adalah salah satu tarian budaya Masyarakat Manggarai -Flores-NTT. Tarian Caci ini juga merupakan suatu permainan adu ketangkasan antara dua orang laki-laki dalam mencambuk dan menangkis cambukan lawan secara bergantian. Tarian Caci terlihat begitu inndah karena merupakan kombinasi antara keindahan gerak tubuh dan busana yang dipakai, keindahan seni vokal saat bernyanyi, dan ketangkasan dalam mencambuk atau menangkis cambukan lawan). Nama Caci itu secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Ca yang berarti satu, dan Ciyang berarti lawan. Jadi Caci adalah tarian seorang melawan seorang yang lain.

Tarian Caci merupakan kesenian asli Manggarai yang penuh dengank keunikan-keunikan mulai dari jenis tarian, kostum tari, alat-alat yang digunakan oleh penari, sampai pada bentuk musik iringannya. Tarian Cacimerupakan tarian kesatriaan para pria. Tarian Caci juga adalah sebuah tari perang dimana sepasang lelaki bertarung di sebuah lapangan dengan menggunakan cambuk dan perisai. Penari yang memegang cambuk bertindak sebagai penyerang dan penari lainnya yang memegang perisai bertindak sebagai seorang yang bertahan. Para pemain Caci dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penyerang dan sebagai kelompok bertahan. Beberapa pernak-pernik dalam Caci dalam bahasa Manggarai adalah, panggal, ndeki, nggororng, nggiling, agang, larik, sapu, deko bakok dan songke.

Dalam melakukan tarian Caci, tidak boleh menyerang pada bagian tubuh dari pinggang ke bawah. Para pemain hanya diperbolehkan menyerang pada bagian tubuh dari pinggang ke atas. Bila pukulan lawan tidak dapat ditangkis, maka pemain akan terkena pecutan dan mendapatkan luka cambukan. Dan jika  cambukan mengenai mata maka pemain dinyatakan kalah (beke), dan kedua pemain langsung segera diganti. Tari Caci hanya dilaksanakan apabila ada acara penting. Misalnya pada upacara penti
(ritual tahun baru), dara lampek (upacara pembukaan lahan baru), dan upacara besar lainnya. Tarian Caci ini hanya dilakukan oleh sekelompok penari laki-laki dengan bersenjatakan cambuk dan perisai.

Karena indah dilihat dan dicermati maka Caci juga adalah sebuah tontonan hiburan yang didalamnya mengandung unsur kekerasan. Namun jika kita melihat lebih dalam, kita akan mencermati bahwa tarian ini merupakan budaya tradisional Manggarai yang membina emosional dari pada para penarinnya. Didalam arena tari terlihat seperti bermusuhan, akan tetapi biasanya setelah melakukan tarian saling mengenal dan bisa menjadi persahabatan. Sehingga Caci itu bukan sekedar hiburan belaka. Ia merupakan budaya yang mempunyai nilai-nilai yang berharga dan bermanfaat. Pada dasarnya Caci bukanlah tarian aksi yang berbau kekerasan, melainkan tarian yang menggambarkan keakraban dan persaudaraan. Akan dapat kita lihat setelah kita menyaksikan lansung di arena pertarungan, seringkali para pemain terkena pukulan cambuk dan menimbulkan luka yang cukup serius. Namun para pemainnya tidak menyimpan dendam akan hal itu. Justru sebaliknya, pertarungan yang terjadi di arena akan menambah keakraban antara para pemain tarian Caci.

Dalam melakukan tarian Caci para penari prinsipnya harus belajar sportif dan kreatif dalam aksi. Sportifitas itu akan terlihat lewat pengendalian diri untuk tidak harus menerapkan prinsip sama rata sama rasa. Kerena pihak yang memukul tidak harus mendapat giliran menangkis. Posisinya bisa diganti orang lain. Pihak lawan biasanya tidak memprotes. Di sini terlihat aspek lain yakni kerelaan untuk berkorban.

Jika kita dapat menyaksikan lansung tarian Caci, disitu kita akan mencermati dan memetik nilai-nilai di dalamnya, maka kita akan menemukan bahwa Caci merupakan gambaran kejantanan dari para penari. selain itu, kita akan mampu memahami sifat dasar dari orang-orang yang melakukan tarian Caci. Ada banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan ketika kita menonton lansung Caci. Selain kita mendapatkan hiburan, kita juga dapat mengetahui budaya-budaya lain dari Masyarakat Manggarai yang ditonjolkan pada saat itu.  

Dalam pertunjukan Tari Caci ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang dan gong, serta nyanyian nenggo dan landu dalam bahasa daerah Manggarai. 

Penulis & Editor : Olan D'goi


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun