Budikdamber merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Budikdamber dikembangkan oleh Bapak Juli Nursandi, S.Pi, M.Si dari Politeknik negeri Lampung. Di era perkembangan sekarang lahan untuk berkebun ataupun untuk sekedar budidaya semakin sulit dan terbatas, sedangkan kebutuhan protein nabati dan hewani semakin terus bertambah. Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) menjadi solusi bagi masyarakat, dengan menggunakan lahan sempit anda bisa melakukan budidaya ikan skaligus tanaman sayuran dalam satu tempat. Modal yang dikeluarkan tidak terbilang mahal dan pemeliharaannya cukup mudah karena lokasinya yang berada di dekat rumah.
Sistem kerja dari Budikdamber adalah membudidayakan ikan dan sayuran dalam satu ember yang biasa disebut dengan sistem akuaponik (polikultur ikan dan sayuran). Budikdamber berbeda dengan sistem aquaponik karena budikdamber tidak serumit akuaponik yang membutuhkan pompa dan filter sehingga membutuhkan listrik, lahan yang luas, biaya yang mahal, dan rumit. Budikdamber justru memiliki keunggulan seperti hemat air, zero waste, perawatan yang mudah, dan tanpa bahan kimia.
Budidaya ikan dalam ember dengan sistem aquaponik berperan dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani dan nabati serta masyarakat akan lebih mudah mendapatkan ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggal. Cara ini sangat dianjurkan bagi masyarakat yang bertempat tinggal diperumahan, perkotaan, apartemen, kontrakan, dan tempat-tempat pengungsian karena bencana atau daerah perkotaan yang sempit lahan tinggal.
Tidak semua ikan dapat dibudidayakan dengan teknik Budikdamber ini. Hanya ikan yang membutuhkan oksigen rendah yang dapat dibudidayakan dalam teknisk ini, diantaranya:
1. Ikan lele
2. Ikan patin
3. Ikan betook
4. Ikan gabus
5. Ikan gurame
Jenis tanaman yang dapat ditanam tergantung dari jenis media yang digunakan. Contohnya:
1. Pada media arang