Mohon tunggu...
Yolanda Pratiwi
Yolanda Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi B 2020, FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Double Burden (Beban Ganda) Di Masa Pandemi

30 Desember 2021   21:49 Diperbarui: 31 Desember 2021   19:05 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam keluarga, anggota keluarga memiliki peranan masing-masing. Ayah memiliki peranan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ibu berperan sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya juga berperan mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, pendidik dan pelindung dari anak-anaknya. Selain itu, istri dapat memiliki beban ganda(double burden) yaitu berperan sebagai pencari nafkah untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Pada saat ini tugas mencari nafkah tidak lagi menjadi tugas kepala keluarga atau suami, tetapi istri pun turut andil dalam membantu memenuhi keluarga di masa pandemic ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 kepala rumah tangga perempuan di Indonesia berjumlah 11,51 juta orang dan hampir 58 persennya bekerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa wanita tersebut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan tidak adanya suami/kepala rumah tangga yang seharusnya memberi nafkah untuk anggota rumah tangganya.

Banyak sekali dampak dari adanya pandemic ini salah satunya ialah ekonomi keluarga menurun. banyak para pekerja yang mengalami PHK sementara kebutuhan keluarga harus tetap berjalan. Dengan kondisi yang mendesak inilah terjadi maraknya perempuan bekerja bukan sekedar mengurusi rumah tangga tetapi juga mencari nafkah untuk membantu suaminya yang terkena PHK. Maka tak jarang kita temui di jalan ibu-ibu yang bekerja sebagai ojek online.

Tak jarang pula di pinggiran kota banyak kaum ibu-ibu yang berusaha membuka usaha kecil seperti warung, berjualan makanan atau bekerja paruh waktu untuk tetap bisa menjaga ebrlangsungan hidup keluaganya ditengah pandemi saat ini. dan faktanya peran membantu mencari nafkah itu telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. yang artinya perempuan sebgai kaum lemah dan hanya dibatasi pada peran-peran mengurusi anak, rumah dll itu tidak benar karena baik laki-laki maupun perempuan apabila diberi kesempatan yang setara daapat juga melakukan tugas yang sama pentingnya didalam keluarga baik didalam rumah maupun di luar rumah.

Profesi yang pada umumnya di dominasi oleh kaum pria kini kian tidak melihat dari gender. Tidak melihat pekerjaan nya apa yang penting saat ini, dapat membantu perekonomian keluarganya karena penghasilannya yang lumayan dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga di masa Sepertinya hampir semua pekerjaan yang bisa dilakukan pria bisa dilakukan oleh wanita, jadi tidak heran jika banyak wanita saat ini menjadi pemimpin. namun tetap harus tunduk kepada suaminya karena bagaimana pun Wanita itu merupakan tulang rusuk laki-laki. Meskipun saat ini perempuan memiliki peran ganda tetapi harus bisa menjadi perempuan yang mandiri yang tidak bergantung pada orang lain tetapi juga tidak melupakan kodratnya sebagai ibu, sebagai istri, sebagai istri bagi suaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun