Jakarta - Permasalahan sampah masih menjadi problematika utama di Indonesia. Kelurahan kebagusan yang sejak 2019 lalu mengadakan gerakan "Kebagusan Bijak Kelola Sampah" terlihat masih asri dan tidak banyak sampah berserakan. Meskipun pada musim penghujan seperti sekarang ini, regulasi pengelolahan sampah masih berjalan dengan baik.
Sampah-sampah dari rumah warga Kebagusan, diangkut oleh petugas setiap 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu. Setiap RW (Rukun Warga) memiliki jadwal pengambilan sampah yang berbeda-beda. Dengan diambilnya sampah oleh petugas secara rutin, membuat warga tidak perlu datang langsung ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) agar sampahnya dapat di kelolah.
Hal tersebut membuat pengelolahan sampah menjadi lebih maksimal. Setelah diambil dari rumah-rumah warga, sampah tersebut di kelolah di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sebelum akhirnya di kirim ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Dapat dikatakan maksimal dalam pengelolaan sampah karena kelurahan Kebagusan terlihat sangat asri tanpa sampah dan pepohonan yang masih rindang di sekitar.
Kelurahan Kebagusan juga memiliki beberapa bank sampah, salah satunya ada di RW 09 yang didirikan pada 2 tahun lalu. Adanya bank sampah tersebut, membuat warga lebih bersemangat untuk mengumpulkan sampah karena bisa di tukar menjadi uang. Di bank sampah tersebut, kita dapat menabung sampah dan dijadikan menjadi uang ataupun menukar sampah langsung dengan uang jika sampah yang di setorkan dengan jumlah yang banyak.
Pada musim penghujan seperti ini, kita dapat melihat daerah mana-mana saja yang sudah baik dalam mengelolah sampah dan maa yang kurang baik. Dapat kita lihat dari lingkungan sekitar. Seperti kelurahan Kebagusan, meskipun terletak di dekat atau daerah tempat wisata, tidak membuat warga dan pemerintah lengah untuk mengelolah sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H