Siapa sih yang tidak tau Paris Fashion Week dan Milan Fashion Week?
Devita Ravani model Indonesia asal Brebes yang dibesarkan di Bali dengan tinggi 178cm ini, merupakan salah satu model yang mendobrak nama Indonesia di kancah Internasional. Devita berhasil jalan di Runwy Paris Fashion Week dan Milan Fashion Week pada tahun 2019 lalu. Devita juga berhasil memperagakan busana dari desainer-desainer ternama sepertsi Dolce & Gabbana, Y Project, Giuliano Calza Design Studio (GCDS), Beneton, Brunello Cucinelli, dan masih banyak lagi.
Devita Ravani awalnya sedang berangkat prmuka, namun di perjalanan Devita berhenti di mini market untuk membeli sesuatu. Saat itulah ada seseorang dari satu agency di Bali melihat adanya potensi dan bakat dari Devita dan menawari Devita untuk menjadi seorang model. Siapa sangka, tawaran itulah yang memulai awal karir dari seorang Devita Ravani.
Devita memulai modeling di umur 15 tahun. Awalnya Devita menyetujui untuk terjun ke dunia modeling hanya karna suka melihat orang berjalan di runway dan ingin berjalan menggunakan high heels, devita sangat menyukai model-model Victoria's Secret dan mengagumi Pooja Mor yang merupakan Indian model.
Saat ini Devita berada di bawah naungan dari Balitar yang merupakan agency model di Indonesia, Why Not Models di Italy, Supreme Management di New York, dan The Face Paris. Devita menganggap modeling merupakan hobi yang menghasilkan uang. Meskipun saat ini modeling merupakan pekerjaan utama Devita, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Devita ingin bergelut di bidang lain.
Devita sendiri juga tidak menyangka kalau dia bisa membawa nama Indonesia di kancah Internasional. Devita merasa bangga dan beruntung karena bisa bekerja sambil traveling.
Dibalik karirnya yang cemerlang itu, Devita juga pernah merasa mengalami kegagalan. Sebenernya kegagalan tersebut bukanlah kegagalan besar akibat dari kurangnya bakat Devita, tetapi hanya saja karakter yang diinginkan oleh brand yang Devita inginkan pada saat itu bukanla karakter seperti wajah Devita.
Menurut Devita, semua orang bisa menjadi model asalkan memiliki mental yang kuat. Mental yang kuat itu diperlukan karena seorang model bekerja dengan menggunakan postur badannya, sehingga akan ada banyak pihak yang membanding-bandingkan badan mereka. Devita sendiri tidak menanggapi komentar-komentar mengenai badannya.
"Penting ga penting sih, masuk kuping kanan keluar kuping kiri, di dengerin aha ga usah di masukin hati," pungkasnya.
Selain mengomentari mengenai postur badan, juga banyak opini negatif dan positif dari publik. "Di dengerin aja terus diketawain, karena kalo ditanggepin nanti stress sendiri," ujar Devita mengenai opini publik.