Mohon tunggu...
Yolanda Dermawan
Yolanda Dermawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar kelas 12

Seorang pelajar yang memiliki minat di bidang ekonomi dan isu-isu maupun trend terkini yang sedang hangat diperbincangkan. Juga, memiliki ketertarikan pada membaca buku di waktu luangnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Slow Living, Cocokkah di Indonesia?

31 Oktober 2023   18:10 Diperbarui: 31 Oktober 2023   18:35 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Slow living kerap pula dikenal dengan gaya hidup yang mengutamakan mindfulness. Berdasarkan jurnal "Healing Architecture: Slow Living Space sebagai Ruang Pereda Stress" dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi dari slow living adalah suatu gaya hidup yang mengutamakan tempo kecepatan sesuai dengan sebagaimana mestinya dan menikmatinya. Hal ini dilakukan bukan semata-mata untuk bermalasan, namun untuk meningkatkan produktivitas dan konsentrasi.

Di era yang serba cepat masa ini, mungkin lebih banyak orang yang tertarik atau bisa pula terpaksa untuk bergaya hidup fast life paced yang lebih mengutamakan kecepatan dan kuantitas dalam segala aktivitasnya. Bertolak belakang dengan prinsip slow living. Dilansir dari jurnal yang sama di atas, bahwa gaya hidup ini berpotensi besar untuk mengakibatkan gangguan mental seperti stress, cemas, dan depresi. Dengan begitu, adanya slow living bisa dikatakan menjadi sebuah solusi alternatif dari fenomena ini. 


Di Indonesia sendiri, tingkatan pertumbuhan infrastruktur dan ekonominya bisa tergolong pesat. Contohnya, pada kawasan perindustrian SCBD (Sudirman Central Business District) yang sudah jauh lebih berkembang dan memiliki aktivitas yang padat, tentu membuat gaya hidup fast life paced lebih dominan.  Gaya hidup demikian yang berkembang dengan sangat cepat dan tingginya persaingan yang terjadi dapat memicu banyak efek negatif yang sebelumnya telah disinggung. Lantas, apakah gaya hidup slow living cocok diterapkan di Indonesia, terutama di kota-kota besar yang memiliki intensitas persaingan yang tinggi? 


Berikut tentang bagaimana menerapkan slow living di Indonesia untuk kamu yang ingin mempertimbangkannya: 


  1. Mendatangi tempat-tempat yang berfungsi sebagai pereda stress. Seperti, taman ataupun kebun. Dengan begitu, kita dapat merasakan "hidup" dengan penuh. 

  2. Mengutamakan mindfulness dalam segala kegiatan. Termasuk, makan dengan pikiran yang penuh dan tidak terdistorsi sambil melakukan hal lain. 

  3. Dengan konsisten melaksanakan kegiatan yang mengutamakan ketenangan, seperti halnya yoga dan meditasi. 

  4. Membiasakan diri untuk menikmati suatu karya. Membaca buku pula dapat menjadi salah satunya. 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun