Mohon tunggu...
Yolanda Tania
Yolanda Tania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menulis, baik itu karya fiksi maupun non fiksi. Beberapa karya saya telah dijadikan buku antologi, serta terdapat di blog.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brobosan, Mas Aksa

27 Januari 2023   08:55 Diperbarui: 27 Januari 2023   09:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jarum jam sudah mendekati pukul dua belas malam, cericit burung malam terdengar dari pepohonan di luar jendela. Ku singkirkan gorden untuk melihat apa yang terjadi di luar sana. 

Semuanya sepi, seperti malam yang tenang tanpa desiran angin. Aku kembali duduk di kursi sebelah ranjang pasien, pasien dengan wajah pucatnya masih menutup rapat-rapat netranya. 

Sudah lima hari berlalu, lelaki yang dulu badannya kekar, sekarang harus berjuang untuk hidupnya dengan selang-selang yang menempel dibeberapa bagian tubuhnya. Malya memejamkan matanya saat melihat suntikan menancap di lengan Mas Aksa.

Sudah malam ke delapan, Mas Aksa belum juga bangun dari koma nya. Tidak ada perkembangan sama sekali, itulah yang dokter katakan tadi sore. 

Malam ini aku tidak menunggu Mas Aksa di rumah sakit, karena besok aku akan menghadapi Ujian Akhir Semester, jadi Bapak yang menggantikan untuk menjaga Mas Aksa. 

Malam ini aku duduk sendiri di balkon kamar, sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahku. Aku sengaja menggeraikan rambutku. Sudah berulang kali aku mengecek ponsel, namun tak kunjung mendapatkan kabar baik dari Bapak. 

Sejak pulang sekolah, aku terus menghubungi bapak. Namun, bapak masih memberikan jawaban yang sama atas pertanyaanku. Aku menghela nafas panjang, entahlah apa yang harus aku lakukan. Jangankan untuk belajar, meluangkan waktu untuk makan saja sangat sulit. 

Aku selalu memikirkan Mas Aksa yang terbaring yang berdaya. Aku memikirkan kondisi, sungguh belum suatu saat Mas Aksa akan pergi meninggalkan ku.

26 Mei, pukul tujuh malam.

Saat itu,aku sedang duduk di balkon kamar, rutinas malam yang menemani beberapa malam belakangan ini. Ponselku berdering, segera aku mengangkatnya lalu mendekatkan ke arah telinga. "Bagaimana keadaan Mas Aksa Pak? Aku sangat khawatir dengan, apakah aku boleh menemuinya malam ini? 

Besok ujian ku tidak begitu sulit, dan aku sudah belajar." tanyaku panjang, aku sangat ingin bertemu dengan Mas Aksa. Rasanya seperti menahan rindu bertahun-tahun, padahal baru dua minggu Mas Aksa membaringkannya tubuhnya di rumah sakit. Apa Mas Aksa tidak merindukan rumah? Sehingga ia betah untuk tiduran di rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun