Mohon tunggu...
Yulacika Zalsabila
Yulacika Zalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis tentang kesehatan mental dan pengetahuan seputar psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stoicism Mindset Menjadi Andalan Gen Z untuk Beradaptasi dalam Menjaga Kesehatan Mental

11 Juni 2024   15:20 Diperbarui: 11 Juni 2024   15:42 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z (Gen Z) dikenal dengan kesadaran sosialnya yang tinggi, menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian, dan akrab dengan teknologi. Menariknya, filosofi Stoicism yang lahir ribuan tahun lalu kini diminati oleh Gen Z. Mari kita lihat apakah Stoicism cocok dengan mentalitas Gen Z.

Stoicism Menjawab Kegelisahan Gen Z, hidup berdampingan dengan teknologi membuat sadar gen z akan kesehatan mental, dengan cepatnya berita atau kabar yang datang mempermudah gen z untuk beradaptasi dengan lingkungan 

Stoicism mengajarkan tentang penerimaan terhadap hal-hal di luar kendali kita dan fokus pada hal yang bisa kita kontrol. Ini relevan dengan Gen Z yang hidup di dunia penuh perubahan, ketidakadilan sosial, dan tekanan media sosial. Stoicism bisa membantu Gen Z menerima hal yang tidak bisa diubah, namun tetap berjuang untuk hal yang bisa diubah.

Stoicism menekankan hidup virtuos (bermoral), berpikir jernih, dan mengelola emosi. Ini bisa membantu Gen Z menghadapi kecemasan, stres, dan tekanan yang kerap dialami. Stoicism mengajarkan untuk tidak terpaku pada hal negatif, melainkan menerima dan belajar darinya, Gen Z yang besar bersama teknologi rentan terhadap distraksi dan perbandingan sosial di media sosial. Stoicism mengajarkan kesederhanaan dan hidup mindful (sadar penuh). Ini bisa menjadi panduan agar Gen Z tidak terjebak konsumerisme dan bisa menggunakan teknologi secara bijak.

Namun, Stoicism Punya Tantangan

Stoicism yang identik dengan ketegaran kadang disalahartikan sebagai penolakan emosi. Padahal, Stoicism mengajarkan pengelolaan emosi, bukan penolakannya. Selain itu, Stoicism yang lahir di era yang berbeda mungkin perlu diadaptasi agar relevan dengan konteks sosial Gen Z.

Stoicism menawarkan kerangka berpikir yang relevan dengan tantangan hidup Gen Z. Dengan penyesuaian dan pemahaman yang tepat, Stoicism bisa menjadi pegangan untuk menghadapi ketidakpastian, menjaga kesehatan mental, dan menjalani hidup yang bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun