Kini tidak ada rumah yang aman bagi anak, rumah sendiri pun bisa menjadi tempat yang mengancam. Masih ingat dengan kasus bapak yang mabuk dan melecehkan anak sendiri di Bandung? Itu kenapa tidak ada tempat aman bagi anak di lubang tikus sekalipun.
Siapa yang harus disalahkan? Daripada menyalahkan si itu, si ini, lebih baik mengedukasi diri sendiri sebagai manusia yang lahir dari kasih-sayang. Orang tua dan anak perlu diedukasi.
Karena masih banyak orang tua yang tidak tahu tanda-tanda perubahan sikap anak akibat pelecehan atau mengabaikannya karena tidak tahu. Korban didominasi anak dibawah umur yang menyebabkan mereka tidak tahu bahwa sedang dilecehkan. Oleh karena itu edukasi seksual perlu diberikan terhadap anak dan orang tua.
Kurikulum di Indonesia hanya mengajarkan tentang reproduksi wanita dan pria. Seharusnya bisa ditambah dengan; apa-apa yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain atas tubuh kita, hal wajar atau tidak wajar orang lain terhadap kita, atau bagaimana mengenali rasa suka terhadap lawan jenis. Semua itu perlu dikenalkan kepada anak sejak dini.
Anak adalah bibit yang perlu dijaga agar mereka menjadi dewasa yang mengerti apa yang harus dilakukan jika mendapati situasi tidak diinginkan. Kita sebagai orang yang lebih dewasa perlu menanamkan rasa kasih-sayang bukannya luka yang terkenang.
Luka yang akan merusak masa depan mereka, menjadikan mereka monster dikemudian hari karena ulah manusia yang tidak beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H